kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.912.000   -20.000   -1,04%
  • USD/IDR 16.544   63,00   0,38%
  • IDX 6.772   5,42   0,08%
  • KOMPAS100 978   -1,05   -0,11%
  • LQ45 760   -1,84   -0,24%
  • ISSI 215   -0,23   -0,11%
  • IDX30 395   -0,32   -0,08%
  • IDXHIDIV20 471   -0,07   -0,01%
  • IDX80 111   -0,29   -0,26%
  • IDXV30 115   -0,88   -0,76%
  • IDXQ30 129   -0,22   -0,17%

Pasar traktor masih berputar meski sulit modal


Jumat, 05 April 2013 / 10:42 WIB
Pasar traktor masih berputar meski sulit modal
ILUSTRASI. Menangkis pandemi investasi bodong. ANTARA FOTO/Didik Suhartono/hp.


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Markus Sumartomjon

JAKARTA. Perkembangan industri alat pertanian domestik masih kurang berkembang meski secara pasar memiliki potensi cukup besar. Salah satu penyebabnya adalah dukungan modal dari perbankan masih minim.

Menurut Kartono, Wakil Ketua Asosiasi Perusahaan Alat dan Mesin Pertanian Indonesia (Alsantani), salah satu jenis alat dan mesin pertanian yang banyak digunakan adalah traktor. Nah, saban tahun, kebutuhan traktor ini bisa 200.000 unit. Tiap tahun, pasar traktor ini bisa tumbuh minimal 5%.

Namun, industri dalam negeri baru sanggup memenuhi  sekitar 65% dari kebutuhan. Kekurangan pasokan diisi oleh produk impor yang secara harga lebih miring.

Salah satu kendala pengembangan industri traktor dalam negeri adalah kesulitan mendapat modal dari perbankan. Imbasnya, dari sekitar 21 perusahaan alat dan mesin pertanian di Indonesia, yang masih beroperasi tinggal tiga perusahaan. Mereka adalah PT Rutan Agrindo, PT Yamindo, dan CV Karya Hidup Sentosa. "Jadi bisa dihitung dengan jari," kata Kartono, Kamis (4/4).

Dengan permasalahan itu,  produsen yang masih bertahan tetap berekspansi. CV Karya Hidup Sentosa, misalnya, telah membangun pabrik traktor baru sejak Maret 2013 lalu. Menurut Hendra Widjayanto, Direktur Utama CV Karya Hidup Santosa, pabrik itu berdiri di Kulonprogo, Yogyakarta dan bakal beroperasi awal 2014.

Pabrik baru ini membuat kapasitas produksi traktor buatan Karya Hidup dengan merek Quick bisa bertambah 20%-30% menjadi 50.000 unit per tahun.

Lewat anak usaha yang merupakan perusahaan patungan dengan Kubota Corporation, yakni PT Kubota Indonesia, Karya Hidup juga menggenjot kapasitas produksi dari 50.000 unit traktor menjadi 100.000 unit per tahun.

PT Rutan Agrindo juga merencanakan membangun pabrik baru di Pasuruan, Jawa Timur. Perusahaan terafiliasi dengan Iseki Co Ltd ini akan mengembangkan traktor roda empat. PT Bina Pertiwi, anak usaha PT United Tractors Tbk, juga menargetkan pertumbuhan bisnis bisa mencapai 16% per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×