kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.932.000   -33.000   -1,68%
  • USD/IDR 16.605   3,00   0,02%
  • IDX 6.767   17,72   0,26%
  • KOMPAS100 979   5,15   0,53%
  • LQ45 762   4,33   0,57%
  • ISSI 215   0,81   0,38%
  • IDX30 395   2,48   0,63%
  • IDXHIDIV20 471   1,18   0,25%
  • IDX80 111   0,53   0,48%
  • IDXV30 115   0,73   0,63%
  • IDXQ30 130   0,90   0,70%

Genjot Hilirisasi Mineral, Aneka Tambang (ANTM) Tancap Gas Garap Industri Alumina


Kamis, 01 Mei 2025 / 18:39 WIB
Genjot Hilirisasi Mineral, Aneka Tambang (ANTM) Tancap Gas Garap Industri Alumina
ILUSTRASI. Foto udara lokasi smelter nikel milik PT Antam Tbk di Kecamatan Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara, Senin (6/11/2023). Pemerintah mendorong percepatan hilirisasi mineral, salah satunya lewat pengembangan industri pengolahan bauksit menjadi alumina.


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah mendorong percepatan hilirisasi mineral, salah satunya lewat pengembangan industri pengolahan bauksit menjadi alumina. Komoditas ini dinilai strategis untuk mendongkrak nilai tambah sektor pertambangan di dalam negeri.

Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, Tri Winarno mengatakan, kebijakan larangan ekspor bijih bauksit serta penetapan Harga Patokan Mineral (HPM) merupakan bagian dari implementasi UU No. 3 Tahun 2020 tentang Minerba.

“UU No. 3 Tahun 2020 secara tegas mewajibkan peningkatan nilai tambah melalui pengolahan dan pemurnian. Larangan ekspor bijih bauksit sejak Juni 2023 bukan keputusan mendadak, tapi bagian dari transisi yang disiapkan sejak lama,” kata Tri saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XII DPR, Rabu (30/4).

Baca Juga: Aneka Tambang (ANTM) Genjot Produksi dan Proyek Hilirisasi

Data ESDM mencatat, produksi bijih bauksit sempat mencapai 31,8 juta ton pada 2022. Namun produksi menurun menjadi 19,8 juta ton di 2023 dan diperkirakan 16,8 juta ton di 2024, seiring penyesuaian industri terhadap larangan ekspor.

Salah satu pemain hilirisasi ini adalah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Pada 2024, emiten pelat merah ini mencatatkan produksi bauksit sebesar 1,3 juta wet metric ton (WMT), dengan penjualan mencapai 0,7 juta WMT.

 

ANTM juga menggarap sektor hilir melalui kerja sama dengan Indonesia Chemical Alumina (ICA), yang memproduksi 148 ribu ton alumina dengan volume penjualan sebesar 177 ribu ton.

Baca Juga: Aneka Tambang (ANTM) Siap Tingkatkan Produksi Emas Tahun Ini

Selain itu, ANTM juga menjadi pemegang saham di PT Borneo Alumina Indonesia (BAI), proyek smelter alumina yang kini memasuki fase transisi menuju operasi komersial. BAI telah melakukan uji coba produksi dan mengirimkan 21 ribu ton alumina perdana ke PT Inalum untuk pengujian kualitas.

“Dengan kehadiran BAI, ekosistem hilirisasi aluminium nasional menjadi lebih utuh. Bauksit kami olah menjadi alumina, dan selanjutnya diserap oleh Inalum menjadi aluminium. Ini adalah bentuk hilirisasi nyata yang berdampak langsung pada industri strategis nasional,” ujar Direktur Utama ANTM, Niko Kanter, Rabu (30/5).

Selanjutnya: Sebulan Harga Emas Antam Naik 5,81 Persen, Hari Ini Turun Tebal (1 Mei 2025)

Menarik Dibaca: Ini Peluang dan Tantangan dari Indonesia yang Mendapat Pengenaan Tarif Resiprokal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×