Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) telah menyelesaikan kewajiban angsuran pembayaran utang beserta bunga tahap pertama kepada seluruh kreditur (261 vendor) tepat 6 bulan pasca homologasi.
Penyelesaian pembayaran ini dilakukan pada Senin, 27 Maret 2023 dengan skema Cash Flow Available for Debt Service (CFADS).
"Sesuai ketentuan, WSBP telah melaksanakan pembayaran melalui kas pembayaran utang atau CFADS pertama sebesar Rp 75,4 millar," kata Asep Mudzakir, Director of Finance & Risk Management WSBP saat ditemui di Press Conference, Senin (27/3).
Dari total utang WSBP sebesar Rp 1,52 triliun, yang dibayarkan baru 75,4 miliar.
Baca Juga: Waskita Beton (WSBP) Mengejar Stok Beton Pracetak 9 Proyek Beres Tahun 2023
Perinciannya, pembayaran tahap pertama kepada seluruh vendor dengan total Rp 34,5 miliar, kemudian pembayaran kepada perbankan untuk porsi bunga 2% per tahun sebesar Rp 37,6 miliar, dan pembayaran bunga 2% per tahun kepada pemegang obligasi dengan total Rp 3,26 miliar.
Dengan dilakukannya pembayaran utang tahap pertama ini, WSBP mengklaim kondisi keuangannya pasca restrukturisasi dalam keadaan sehat. Asep juga membeberkan pembayaran utang berikutnya akan dilakukan pada 25 September 2023.
WSBP juga menargetkan pelaksanaan konversi utang menjadi saham dan Obligasi Wajib Konversi dapat dilakukan pada akhir Triwulan II tahun 2023.
Nantinya akan terjadi perubahan struktur saham WSBP paska restrukturisasi, namun perseroan mengaku entitas induknya PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) tetap sebagai pemegang saham pengendali.
Dalam proses restrukturisasi demi perbaikan kondisi kuangannya, perseroan didukung oleh PT Perusahaan Pengelolaan Aset (PPA) yang berperan sebagai lead advisor pada proses homologasi WSBP untuk mengoptimalisasi nilai ekosistem BUMN.
PPA memberikan jasa advisory yang efektif dan aplikatif melalui pendampingan sebagai lead advisor dalam proses PKPU. Tujuannya melakukan penyehatan kembali kinerja keuangan WSBP.
PPA juga bertugas memastikan keberlangsungan usaha WSBP untuk dapat memenuhi kewajiban kepada krediturnya.
Rencananya WSBP akan melakukan Rapat Umum Pemagang Saham (RUPS) pada 7 Juni 2023 untuk meminta persetujuan penerbitan saham baru (konversi) dan penerbitan obligasi.
Jika disetujui, maka WSBP akan melakukan penerbitan saham baru dan OWK, dimana konversi utang vendor menjadi saham, dan konversi obligasi menjadi Obligasi Wajib Konversi (OWK).
Setelah dilakukannya konversi utang menjadi saham dan obligasi menjadi OWK, maka akan terjadi perubahan struktur kepemilkan saham WSBP.
Dalam masa jangka waktu 1 tahun, pemilik mayoritas saham WSBP adalah vendor sekitar 45%-53%, dan entitas induknya WSKT hanya memegang saham WSBK sekitar 28%-33%.
Setelah 10 tahun, maka pemegang saham mayoritas akan berubah, dimana sebesar 38%-42% saham dimiliki para pemegang obligasi dan kreditur finansial, bukan entitas induknya WSKT. Lalu disusul dengan kepemilkan sekitar 27%-31% saham akan dimiliki oleh vendor.
Sementara itu entitas induknya WSKT setelah 10 tahun hanya akan memiliki saham WSBP sebesar 16%-20%. Meskipun demikian, WSBP mengaku pengendali perusahaan tetap akan dipegang oleh entitas induknya WSKT.
Baca Juga: Waskita Beton Menargetkan Penuhi Pesanan Beton Pracetak Beberapa Proyek Tahun Ini
“Sesuai dengan amanat kreditur, dimana WSKT akan mendapatkan hak-hak istimewa untuk memastikan status sebagai pemegang saham pengendali WSBP, dan nantinya tetap memberikan proyek-proyek kepada WSBP,” kata Asep.
WSBP berharap tahun ini pihaknya akan menghadapi babak baru yang lebih baik dan tidak akan kembali pada kesalahan di masa lalu, dimana perseroan tidak akan mengambil proyek-proyek yang sifatnya investasi.
Perseroan membeberkan targetnya di sepanjang tahun 2023, dimana WSBP membidik nilai kontrak baru tumbuh lebih dari 100% menjadi Rp 3,8 triliun dari realisasi perolehan kontrak di sepanjang 2022 lalu yang sekitar Rp 1,5 triliun.
WSBP akan fokus pada penetrasi pasar proyek pemerintah, BUMN, dan swasta (domestic dan luar negeri). Perseroan juga akan melakukan pengembangan produk baru dengan demand yang baik seperti SprigWP, Instant Home, dan instant building.
WSBP juga akan masuk portfolio bisnis baru di bidang Quarry, sewa alat, jasa konstruksi tambang dan plantation.
WSBP menargetkan pendapatan usaha Rp 2,30 triliun dan mengantongi laba kotor Rp 300 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News