kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.350.000   -4.000   -0,17%
  • USD/IDR 16.665   -20,00   -0,12%
  • IDX 8.272   -2,63   -0,03%
  • KOMPAS100 1.147   -2,68   -0,23%
  • LQ45 828   0,00   0,00%
  • ISSI 290   -1,26   -0,43%
  • IDX30 434   0,97   0,22%
  • IDXHIDIV20 499   3,67   0,74%
  • IDX80 127   -0,55   -0,43%
  • IDXV30 136   -0,78   -0,57%
  • IDXQ30 138   0,41   0,30%

Pasca Ledakan di Subang, Pasokan Gas ke Industri Kini Berangsur Normal


Minggu, 26 Oktober 2025 / 17:09 WIB
Diperbarui Minggu, 26 Oktober 2025 / 18:04 WIB
Pasca Ledakan di Subang, Pasokan Gas ke Industri Kini Berangsur Normal
ILUSTRASI. Sekretaris jenderal Inaplas, Fajar Budiono. Pasokan gas untuk industri petrokimia dan plastik kini berangsur normal setelah sempat terganggu akibat ledakan di Stasiun Pengukuran Subang.


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA.  Pasokan gas untuk industri petrokimia dan plastik kini berangsur normal setelah sempat terganggu akibat insiden ledakan di Stasiun Pengukuran Subang Citarik milik Pertamina pada awal Agustus lalu.

Sekretaris Jenderal Indonesia Olefin, Aromatic and Plastic Industry Association (Inaplas) Fajar Budiono memastikan pasokan gas ke sektor industri tersebut sudah kembali lancar sejak pertengahan September 2025.

“Sekarang sudah mulai kembali ke normal. Cuma untuk yang kuota HGBT (Harga Gas Bumi Tertentu) masih belum naik, masih dibatasi. Yang non-HGBT sudah normal,” ujar Fajar kepada Kontan, Minggu (26/10/2025).

Fajar menjelaskan, pembatasan pasokan terjadi sejak pertengahan Agustus hingga pertengahan September 2025. Meski begitu, industri petrokimia dan plastik tidak mengalami gangguan besar karena pada periode tersebut permintaan pasar kebetulan juga tengah melambat akibat banjir produk impor.

Baca Juga: Metropolitan Kentjana (MKPI) Targetkan Pendapatan Rp 2,5 Triliun hingga Akhir 2025

Saat itu, Fajar mengaku utilitas pabrik sempat dikurangi 5% sampai 10% untuk menyikapi gangguan pasokan. Namun, kini sudah produksi cenderung normal.

Ia menambahkan, untuk sementara ini kondisi pasokan gas masih aman. Meski begitu, Inaplas berharap pemerintah dapat menambah kuota gas berharga khusus (HGBT) untuk industri agar beban biaya energi tidak meningkat.

“Mudah-mudahan kuota HGBT bisa naik, karena kalau sampai impor CNG (Compressed Natural Gas) terjadi, harganya bisa di atas US$ 14 per MMBTU. Itu berat sekali buat industri,” tutur Fajar.

Selain soal pasokan gas, Fajar juga menyinggung pentingnya perlindungan terhadap pelaku industri dalam negeri, khususnya UMKM yang legal, dari serbuan barang impor ilegal yang dinilai menekan kinerja industri plastik lokal.

Harapannya, daya beli masyarakat bakal meningkat di akhir tahun dan bisa dipenuhi oleh produk dalam negeri.

Dengan kondisi pasokan gas yang telah pulih, pelaku industri berharap tidak ada lagi gangguan distribusi di sisi hulu. “Jangan sampai produksi terganggu karena pasokan gas,” tegas Fajar.

Pasca insiden ledakan di Stasiun Pengukuran Subang milik Pertamina terjadi pada 5 Agustus 2025 lalu, diketahui penyaluran gas terganggu. PT Migas Hilir Jabar (MRJ), salah satu perusahaan penyalur compressed natural gas (CNG), turut membatasi alur dan pasokan gas kepada pelanggannya. 

“Insiden tersebut telah berdampak terhadap sistem penyaluran gas dari hulu Pertamina ke Mother Station Migas Hilir Jabar,” sebut Komisaris MRJ Surya Yudi Wirman dalam keterangannya pada 13 Agustus lalu. 

Dalam keterangan tersebut, periode pembatasan disebutkan dimulai sejak 6 Agustus 2025 sampai pemberitahuan lebih lanjut. Kontan mencoba memperbarui informasi pasokan gas MRJ. Rupanya, hingga kini pembatasan tersebut masih berlangsung. 

“Pembatasan masih berlangsung. Karena customer perusahaan sebagian besar adalah FOB (free on board), kami menerapkan kuota kepada pelanggan sesuai antrian,” jelas pihak perusahaan kepada Kontan, Minggu (26/10/2025). 

Akibat situasi ini, perusahaan mengaku terjadi penurunan penjualan kisaran 30% dari sebelum terjadinya insiden. Menurut perusahaan, saat ini upaya penanggulangan dari Pertamina masih dalam tahap perbaikan fasilitas pemurnian gas (CO2 removal unit). 

Baca Juga: Pasca Ledakan di Subang, Pasokan Gas ke Industri Kini Berangsur Normal

Selanjutnya: Purbaya Mau Ubah Skema PPN Emas Perhiasan, Begini Komentar Pengamat

Menarik Dibaca: IHSG Diperkirakan Terkoreksi, Ini Rekomendasi Saham MNC Sekuritas (27/10)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×