Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Persaingan pasar apartemen di Jakarta tahun ini dan 2016 makin ketat. Banyak pengembang segera merealisasikan proyek apartemen pada tahun ini akibat proyek ini tertunda tahun lalu. Kebanyakan proyek berlokasi di Jakarta.
Mengutip riset Colliers International, Jakarta akan mendapat tambahan pasokan 55 proyek apartemen sepanjang 2015 ini. Kemudian segera menyusul sebanyak 34 proyek apartemen pada 2016.
Pasokan baru ini secara keseluruhan membawa 47.269 unit. Jumlah ini jelas jauh lebih banyak ketimbang tahun lalu yang hanya 10.701 unit dari 27 proyek. Ferry Salanto, Associate Director Research Colliers Indonesia, Selasa (13/1), menyatakan, pasokan melonjak karena proyek yang seharusnya selesai tahun 2014, baru tuntas tahun ini.
Lantaran pasokan berlebih, Ferry meramalkan, tingkat penyerapan apartemen tahun 2015 tidak sebagus tahun-tahun sebelumnya. Terutama apartemen yang masih dalam tahap pembangunan atau baru meluncur di pasar. Sebagai catatan, rata-rata tingkat penyerapan apartemen hanya naik tipis menjadi 87% pada akhir tahun 2014.
Kondisi ini yang membuat persaingan pengembang kian sengit. Selain menghadapi suplai apartemen berlimpah, pengembang juga harus menghadapi melemahnya daya beli masyarakat akibat pertumbuhan ekonomi yang lambat.
Tak hanya itu, tingkat suku bunga acuan yang mengerek bunga kredit pemilikan apartemen. Masih ditambah lagi kebijakan pembatasan kredit oleh perbankan untuk pembelian apartemen, atau dikenal dengan loan to value (LTV).
Collier memprediksikan, tahun ini tingkat penyerapan apartemen terbesar akan terjadi di central business district (CBD) yakni sekitar 97,5%. Sebaliknya, tingkat penyerapan di luar CBD cuma 83,4%. Padahal, pasokan apartemen anyar tahun ini justru terkonsentrasi di luar CBD.
Salah satu pengembang yang bakal mengisi pasokan apartemen baru tahun ini yaitu PT AKR Land Development. Managing Director AKR Land Widijanto menyatakan, apartemen Gallery West di Kebon Jeruk Jakarta Barat sudah terjual 70% dari total 200 unit.
Gallery West memasang harga Rp 32 juta per meter persegi (m²). "Kami mau menaikkan harga karena peminatnya banyak," katanya kepada KONTAN, Kamis (15/1).
Widijanto optimistis penjualan apartemen baru tetap lancar tahun ini. Apalagi, "Pasokan apartemen di Jakarta Barat masih kurang," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News