Reporter: Nurmayanti | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Rencana investasi produsen alumunium asal India, National Aluminium Company Limited (Nalco Ltd.) senilai US$ 4 miliar bakal terhambat. Sebab, hingga kini, mereka belum mendapatkan kepastian pasokan batu bara. Padahal komoditas itu menjadi sumber energi operasional pabrik.
Padahal, Nalco menargetkan pendirian pabrik pengolahan smelter logam aluminium di Sumatera Selatan bisa dimulai pada 2010. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi 500.000 ton per tahun. Selain itu, Nalco juga akan membangun pembangkit listrik berbahan bakar batu bara berkapasitas 1.250 megawatt (MW).
Hingga kini, Nalco masih bernegosiasi dengan pemerintah daerah (pemda) Sumsel terkait pencarian sumber atau pertambangan batu bara. Kebutuhan batu bara pabrik ini diperkirakan mencapai 5 juta ton per tahun.
“Nalco meminta batubara 5 juta ton per tahun karena dia mempunyai power plant 1,250 MW. Memang ada beberapa perusahaan tambang yang sedang dikumpulkan. Tapi jumlahnya belum memenuhi,” kata Direktur Jenderal Industri Logam Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin, Tekstil dan Aneka Departemen Perindustrian (Depperin) I Putu Suryawirawan, Selasa (11/8).
Putu bilang, Pemda Sumsel melalui Gubernur Alex Nurdin telah memberikan dukungan penuh dan berjanji akan membantu investasi Nalco itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News