Reporter: Ranimay Syarah | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Pasokan batubara untuk bahan bakar pembangkit listrik mengalami gangguan distribusi dalam beberapa pekan terakhir. Cuaca buruk di awal tahun juga menyebabkan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) juga terpaksa memadamkan gardu-gardu listrik.
Direktur Utama PLN, Nur Pamudji menyatakan, dalam beberapa pekan terakhir terjadi keterlambatan dan pengurangan distribusi batubara dari pemasok.
Misalnya, pengiriman batubara dari Kalimantan tidak semulus sebelum Januari. Hal ini karena dipengaruhi ombak laut tinggi dan angin kencang.
Namun, pasokan batubara tidak berkurang. "Cadangan batubara tidak ada hubungannya dengan cuaca. Cadangan batubara kan di dalam tanah, ditambang, kita memang terima dari Kalimantan dan Sumatera. Cuma pengirimannya saja terganggu, " kata Nur kepada Kontan, Jumat (07/02).
Untuk mengantisipasi gangguan pengiriman, kata Nur Pamudji, untuk sementara PLN berusaha melakukan defisit pasokan listrik dengan mengoperasikan pembangkit yang menggunakan bahan bakar minyak.
Namun, hal itu juga tergantung pasokan BBM yang tidak menutup kemungkinan juga ikut terganggu akibat cuaca buruk.
Pihak PLN akan mengantisipasi langkah ini hingga akhir Maret mendatang. Pasalnya, pada Maret mendatang, cuaca diprediksi sudah kembali membaik.
Kebutuhan PLN terhadap batubara untuk energi pembangkit di tahun 2014 cukup besar dan mengalami peningkatan sebesar 34,8 persen atau setara 72,3 juta ton.
Dari jumlah tersebut akan dibangun pembangkit-pembangkit yang bahan bakarnya dari batubara. Pembangkit tersebut sudah masuk ke dalam proyek Fast Track, yang di antaranya segera beroperasi, seperti pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Tanjung Awar Unit 1 dan 2 di Tuban, Jawa Timur; PLTU Pelabuhan Ratu Unit 2 dan 3 di Jawa Barat ; PLTU Teluk Sirih di Padang Sumatera Barat, serta PLTU Aceh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News