Reporter: Noverius Laoli | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Harga daging sapi yang melambung tinggi di pasaran turut mendongkrat kenaikan harga daging ayam. Kendati pemerintah mengklaim telah terjadi penurunan harga daging sapi, tapi faktanya harga daging masih berada di atas Rp 100.000 per kilogram (kg) di pasaran.
Sementara harga daging ayam ikut naik menjadi Rp 40.000 per kg di pasaran dari harga normal sekitar Rp 31.000 per kg. Kenaikan harga daging ayam ini membuat sebagian pedagang resah dan melakukan mogok jualan daging ayam.
Selain karena efek tingginya harga daging sapi, kenaikan harga daging ayam juga merupakan dampak dari penurunan pasokan produksi menjelang Lebaran bulan lalu. Sebagian besar produsen ayam mengurangi pasokan karena karyawannya pada mudik.
Dampaknya baru terasa saat ini. Dengan kondisi seperti ini, maka ada kekurangan pasokan daging ayam di pasaran. Diperkirakan kenaikan harga daging ayam hanya berlangsung pekan ini saja. Pekan depan pasokan ayam diprediksi sudah stabil.
Ketua Perhimpunan Peternak Unggas Nusantara (PPUN), Sigit Prabowo mengatakan, saat ini ada kekurangan produksi ayam sekitar 35%-40% sebagai dampak Lebaran bulan lalu.
Saat Lebaran, terjadi pengurangan produksi ayam karena banyak karyawan libur. "Saat ini dampaknya terjadi persis sebulan setelahnya. Sebab butuh waktu sekitar satu bulan untuk mengembangbiakkan ayam hingga layak potong," jelasnya.
Sigit mengatakan harga ayam ditingkat peternak masih relatif wajar, yakni sekitar Rp 18.000-Rp 19.000 per kg di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Sementara di daerah Jabodetabek sekitar Rp 20.000-Rp 21.000 per kg. Dengan harga sebesar itu, ia memprediksi harusnya harga ayam di pasar sekitar Rp 31.000 per kg.
Ia memprediksi pekan depan, harga ayam kembali normal seturut dengan pasokan yang kembai melimpah di pasaran. "Minggu depan saya yakin sudah mulai stabi lagi harganya," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News