Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Umum Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Sutarto Alimoeso menyebut saat ini pasokan gabah kering panen (GKP) sangat terbatas.
Hal ini berdampak pada persaingan penyerapan gabah di penggilingan menjadi sangat ketat dan menaikan harga GKP Persaingan ini juga menjadi salah satu penyebab penggilingan kecil mulai gulung tikar.
"Harga gabah sudah naik sejak awal ditetapkannya Harga Pokok Penjualan (HPP) gabah, lebih-lebih mulai Juli naiknya cukup tinggi. Hari ini (GKP) di beberapa tempat sudah sekitar 6700 rupiah/kg," kata Sutarto pada Kontan.co.id, Minggu (20/8).
Baca Juga: Harga Beras di Pasar Terus Naik, IKAPPI Merasa Kecewa kepada Pemerintah
Naiknya harga gabah ini juga berdampak pada kenaikan harga beras. Ia menyebutkan harga beras medium di tinggat penggiling saat ini sudah mencapai Rp 11.900/kg, sementara beras premium mencapai Rp 12.600/kg.
"Pemerintah kiranya segera mengisi pasar, disamping itu peningkatan produksi dengan produktivitas dan pengamanan produksi saat ini harus menjadi prioritas utama," terang Sutarto.
Dihubungi secara terpisah, Ketua Pusat Perbenihan Nasional (P2N) Serikat Petani Indonesia (SPI), Kusnan mengatakan minimnya stok GKP karena masa panen padi musim kedua telah berakhir.
Baca Juga: Jaga Ketersedian Dalam Negeri, India Berlakukan Bea Ekspor 40% untuk Bawang Bombai
"Sedangkan musim tanam ke tiga panennya masih di Bulan Oktober, November," jelas Kusnan.
Khusnan menyebut, minimnya stok menyebabkan kenaikan GKP di tingkat petani menjadi Rp 6.800/kg pada bulan Agustus 2023 di atas HPP yang tetapkan pemerintah Rp 5.000/kg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News