Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dewan Pengurus Daerah Realestat Indonesia (DPD REI) DKI Jakarta berkomitmen mendukung penyediaan hunian layak, terjangkau, dan berkelanjutan bagi masyarakat urban, khususnya Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dan Masyarakat Berpenghasilan Tertentu (MBT).
REI DKI Jakarta siap berperan aktif dalam Program Satu Juta Rumah di kawasan perkotaan, menyasar langsung kebutuhan MBR dan MBT. Melalui Musyawarah Daerah (Musda) 2025, asosiasi ini akan menyusun policy brief berisi rekomendasi substantif untuk pemerintah daerah, termasuk solusi atas hambatan struktural industri realestat.
Ketua DPD REI DKI Jakarta, Arvin F. Iskandar, menekankan pentingnya kolaborasi pengembang dan pemerintah melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), kemudahan regulasi, dan percepatan proyek strategis perumahan di kota besar.
“Tantangan penyediaan hunian di perkotaan bukan hanya soal pembiayaan dan regulasi, tetapi juga pemahaman atas kebutuhan konsumen, perubahan gaya hidup, dan pengembangan hunian berbasis komunitas,” kata dia dalam keterangannya, Jumat (8/8).
Baca Juga: REI Usul Diskon PPNDTP untuk Properti Inden
Musda 2025 menghasilkan komitmen untuk meningkatkan akses pengembang ke pasar modal sebagai sumber pendanaan jangka panjang. Untuk pembiayaan, REI DKI Jakarta menggagas pembentukan Jakarta Real Estate Fund senilai Rp 100 triliun sebagai sumber investasi jangka panjang.
Dana ini akan digunakan untuk akselerasi IPO 50 pengembang anggota REI, modernisasi pasar, revitalisasi pusat perdagangan, pembangunan pusat logistik dan data center berskala besar, serta pembiayaan proyek residensial, industri, hotel, dan pergudangan.
Arvin menegaskan, dana ini akan menjadi pengungkit utama terbentuknya ekosistem properti yang inklusif, modern, dan berdaya saing global.
Saat ini, hanya sekitar 1% dari 500 anggota REI Jakarta yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. REI menilai sektor properti perlu terkoneksi lebih kuat dengan pasar modal dan investor global agar pengembang lebih sehat dan kompetitif.
Untuk itu, REI akan mendorong pembentukan Jakarta Property Index sebagai indikator kinerja sektor properti regional, memfasilitasi 10–20 pengembang setiap tahun melakukan IPO atau menerbitkan instrumen investasi properti, serta memperkuat kemitraan dengan investor institusi global seperti private equity dan venture capital.
Baca Juga: Biaya Pasca Pembelian Jadi Faktor Turunnya Penjualan Properti Hunian
Selain itu, REI DKI Jakarta mengusulkan inisiatif strategis untuk modernisasi infrastruktur logistik dan perdagangan kota, termasuk revitalisasi 20 pasar tradisional menjadi pusat perdagangan hybrid yang mendukung UMKM dan ekspor, transformasi sebagian pasar menjadi data center, penguatan konektivitas dengan MRT, LRT, KRL, dan BRT, serta pembangunan Jakarta Food & Logistic Distribution Center sebagai simpul logistik kota.
Dengan strategi pasar modal, transformasi infrastruktur, dan konektivitas global, REI optimistis sektor properti Jakarta akan memasuki era baru yang lebih terbuka dan berkelanjutan. “Langkah-langkah ini merupakan bagian dari komitmen kami dalam mendukung transformasi Jakarta sebagai kota bisnis kelas dunia—yang efisien, terintegrasi, dan ramah investasi,” tutup Arvin.
Selanjutnya: ESDM Tegaskan Implementasi B50 pada Awal Tahun 2026
Menarik Dibaca: Simak 3 Langkah Cerdas Mengatur Keuangan Sebelum Terjun ke Dunia Investasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News