kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pasokan gula aman, harga gula diprediksi tidak naik jelang Lebaran


Selasa, 02 Februari 2021 / 19:19 WIB
Pasokan gula aman, harga gula diprediksi tidak naik jelang Lebaran
ILUSTRASI. Seorang pedagang menunjukkan gula pasir pasokan dari Bulog yang dijual sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) saat Operasi Pasar Gula Pasir Bulog di Pasar Bulu, Semarang, Jawa Tengah, Senin (18/5/2020).


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasokan gula jelang Lebaran diprediksi aman. Dengan begitu, diproyeksikan harga gula tidak akan meningkat.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman menjelaskan terkait pemenuhan gula dalam jangka pendek untuk industri makanan dan minuman, telah dilakukan rapat koordinasi bersama kementerian terkait dengan mencarikan solusi yang tepat sehingga stok untuk kebutuhan produksi dapat diamankan.

Persetujuan impor gula mentah sudah disepakati bahwa rekomendasi kebutuhan bahan baku akan diberikan untuk jangka waktu satu tahun, sehingga industri lebih memiliki kepastian berusaha. Persetujuan impor semester I inipun telah dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan.

Oleh sebab itu, pihaknya menilai untuk mengantisipasi permintaan saat lebaran yang jatuh di semester I ini juga sudah aman. "Sampai semester I-2021 sudah aman pasokannya," ujarnya kepada kontan.co.id, Selasa (2/2).

Baca Juga: Promo Giant weekday terbaru 1 Februari 2021, diskonan mulai 10%-50%!

Dari sana, pihaknya tidak berniat untuk meningkatkan harga gula. Menurutnya, hal tersebut juga ditenggarai dari daya beli masyarakat yang masih belum normal. "Meskipun akan berdampak margin di industri berkurang," sebutnya.

Pihaknya sulit menentukan berapa besar penurunan margin yang terjadi, sebabnya struktur biaya masing-masing perusahaan berbeda. Kendati begitu, pihaknya masih optimis tahun ini industri makanan dan minuman masih bisa bertumbuh di level 5%-7%.

Secara terpisah, Ketua Umum Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI), Bernardi Dharmawan menyebutkan bahwa memang biasanya kebutuhan gula mentah paling banyak dibutuhkan industri pada semester I, mengingat adanya periode Lebaran. "Kebutuhan kami bagi per semester dan komposisinya 60% di semester I dan 40% di semester II," jelasnya.

Lebih lanjut, ia memaparkan bahwa tingginya kebutuhan gula mentah di semester I juga lantaran peningkatan yang terjadi di sektor makanan dan minuman pada periode Lebaran. Maklum, industri makanan dan minuman menyerap kebutuhan hampir 92%. Sisanya, diserap oleh sektor farmasi, horeka dan UMKM.

Baca Juga: AGRI sebut stok gula rafinasi cukup untuk penuhi kebutuhan industri mamin

Ia mengestimasikan kebutuhan gula rafinasi tiap bulannya mencapai 250.000 ton. Oleh sebab itu, saat ini hingga 4 bulan ke depan pihaknya akan menggenjot produksi sampai 1 juta ton untuk memenuhi kebutuhan lebaran.

Selain itu, juga telah mengantongi izin impor sebesar 1,9 juta ton. Bernardi menyebutkan mulai minggu kedua Januari kemarin bahan sudah mulai masuk industri dan produksi dan sebagian ada juga yang sudah distribusi ke industri.

"Jadi pemenuhan kebutuhan di semester I ini sudah aman," katanya.

Dengan pasokan semester I yang sudah aman, Bernardi menegaskan bahwa harga gula mentah ke industri tidak akan terjadi kenaikan.

Selanjutnya: Kebun Aren, Atraksi, dan Pilihan Usaha untuk Wisata Paska Pandemi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×