Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri pengolahan daging mengalami sejumlah tantangan saat ini. Sebelumnya saat awal-awal wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) merebak, industri daging olahan sempat terkena dampak. Namun, tantangan besar yang dihadapi mereka saat ini ialah hambatan rantai pasok pangan dunia.
Ketua Umum National Meat Producer Association (NAMPA), Ishana Mahisa memaparkan, pada awalnya wabah PMK ini berdampak pada distribusi ke beberapa daerah khususnya untuk produk makanan olahan daging sapi seperti sosis dan bakso terutama yang berasal dari daerah yang terdampak wabah seperti Jawa Timur dan ke luar Jawa Timur.
“Namun, setelah dibantu oleh Kemenko Perekonomian dan Kementerian Perindustrian serta pakar mengatakan bahwa produk pangan olahan asal hewan yang telah dilakukan pemasakan dengan pemanasan maka praktis virus PMK nya sudah tidak ada,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (1/7).
Ishana mengungkapkan, bahan baku produk makanan olahan daging sapi hampir sebagian besar berasal dari impor, jadi tidak berasal dari sapi lokal. Justru dirinya khawatir, ada pemahaman yang keliru terhadap wabah PMK ke produk pangan asal hewan dapat mengakibatkan turunnya permintaan karena dihindari masyarakat.
Baca Juga: Sejumlah Emiten Perikanan Berhasil Mencetak Pertumbuhan Kinerja
“Tetapi hal ini tidak banyak terpengaruh,” ujarnya.
Ishana menjelaskan, pemasok bahan baku daging tersebut kebanyakan dari importir, meski ada sebagian kecil produsen yang mengimpor sendiri. “Adapun sebagian besar bahan baku dari daging sapi Australia dan sebagian lagi daging kerbau dari India,” ungkapnya.
Perlu diketahui juga, bahwa daging kerbau yang diimpor dari India sudah beku dan tanpa tulang sehingga diklaim sudah aman.
Ishana menceritakan, tantangan besar yang sebenarnya dihadapi industri pengolahan daging ialah hambatan rantai pasok pangan. Selain daging yang diimpor, bahan baku lainnya seperti tepung terigu, tepung ketan, isolate soy protein (ISP), texturized vegetable protein (TVP) atau produk yang berkaitan dengan kedelai hampir semuanya dari luar negeri.
Baca Juga: Kokok Emiten Poultry Bakal Kurang Nyaring di Tahun Ini
“Jadi ini masih jadi tantangan di tengah krisis supply chain karena perang antara Ukraina dan Rusia berimbas pada ekonomi ke negara lainnya. Supply chain pangan dunia ikut terganggu,” terangnya.
Sedangkan, bahan baku yang bisa dipasok dari dalam negeri hanya beberapa saja seperti tepung tapioka, es, minyak goreng, bumbu-bumbu atau rempah, dan daging ayam (untuk produk makanan olahan dari daging ayam).