Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri perhotelan dan pariwisata terus bersolek menjelang berlangsungnya puncak acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada bulan November mendatang.
Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran menyampaikan, secara umum KTT G20 membuat tingkat reservasi atau pemesanan hotel-hotel di Bali mengalami peningkatan, sehingga pada akhirnya tingkat okupansi atau keterisian kamar hotel tersebut juga tumbuh positif.
Hanya saja, Maulana tidak memiliki data secara rinci terkait tingkat reservasi dan okupansi hotel-hotel di Bali terkini.
“Kenaikan pengunjung hotel, khususnya di Bali, sebenarnya tak hanya dipengaruhi oleh keberadaan KTT G20, melainkan juga ada faktor dibukanya pintu kedatangan penerbangan internasional sejak beberapa bulan yang lalu,” ungkap dia, Senin (26/9).
Di samping itu, KTT G20 memiliki berbagai rangkaian acara pendukung yang berlangsung sepanjang tahun 2022 berjalan, atau sebelum acara puncak dihelat. Artinya, tingkat kunjungan hotel-hotel di sekitar venue acara sudah terjadi jauh sebelum puncak acara KTT G20 berlangsung.
Baca Juga: Dekati Low Season, Occupancy Rate Hotel The Nusa Dua Capai 63,17%
Keberadaan KTT G20 juga berdampak pada peningkatan kegiatan seputar pertemuan, insentif, konvensi, dan pameran (meeting, incentive, convention, and exhibition/MICE) di hotel-hotel Pulau Dewata.
Maulana melanjutkan, sejak Indonesia diumumkan memegang Presidensi G20, para pengelola hotel tentu sibuk berbenah. Maklum saja, KTT G20 bakal melibatkan banyak petinggi negara seperti Presiden, Perdana Menteri, bahkan hingga level Raja.
Tentu saja peningkatan kualitas infrastruktur dan pelayanan hotel harus dilakukan secara masif. Aspek keamanan juga menjadi perhatian serius bagi para pengelola hotel dalam menyambut KTT G20.
“Hotel-hotel yang jadi tempat menginap delegasi atau sebagai venue acara G20 mengalami renovasi dan peningkatan berbagai fasilitas yang dimilikinya,” terang Maulana.
Sementara itu, Masrura Ram Idjal, Korbid Litbang dan Sumber Daya Manusia DPP Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) mengaku, sejauh ini pihaknya belum mendapati permintaan yang signifikan untuk perjalanan wisata ke Bali, khusus bagi wisatawan yang punya kepentingan dengan KTT G20.
Mayoritas wisatawan yang menggunakan jasa perjalanan wisata ke Bali sampai saat ini masih berupa wisatawan umum.
Baca Juga: Begini Efek Kenaikan Harga BBM Terhadap Pebisnis Hotel dan Travel
Asita memperkirakan ketika mendekati puncak acara KTT G20, di situlah permintaan perjalanan wisata dari rombongan delegasi hingga rombongan media massa mengalami lonjakan. Lantas, para pelaku usaha perjalanan wisata terus melakukan persiapan secara matang untuk memenuhi permintaan tersebut.
“KTT G20 sudah ditangani oleh event organizer khusus, jadi biro perjalanan wisata di Bali hanya menerima limpahan pesanan seperti layanan transportasi atau daytrip tour saja,” pungkas Masrura, Senin (26/9).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News