kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pebisnis pusat data lokal bersinergi jaring pasar


Kamis, 15 Desember 2016 / 12:00 WIB
Pebisnis pusat data lokal bersinergi jaring pasar


Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Pebisnis penyedia pusat data atau data center domestik optimistis, bisnis ini bisa lebih berkembang ke depan. Apalagi sudah ada Peraturan Pemerintah Nomor 82/2012 soal kewajiban pemain konten atau layanan di jaringan internet alias over the top (OTT) membangun pusat data di dalam negeri.

Namun sejauh ini, masih belum banyak OTT global yang mau menempatkan pusat data di tanah air. "Padahal, negara lebih berdaulat dengan pengelolaan data sendiri," kata Kalamullah Ramli, Ketua Indonesia Data Center Provider Organization (Idpro), Rabu (14/12).

Namun pebisnis pusat data lokal tidak patah arang. Sejumlah pebisnis utama di bidan ini, yakni DCI, Elitery, GTN, Nestcenter, XL Axiata, Telkomsigma, serta yang terakhir Lintasarta, bersinergi di Idpro, supaya bisa saling bekerjasama dalam menjaring konsumen serta investor.

Asal tahu saja, minus Lintasarta, keenam pemain pusat data lokal ini menguasai 60% pangsa pasar pusat data domestik. Total jenderal, keenam perusahaan  tersebut memiliki kapitalisasi pasar mencapai US$ 400 juta.

Salah satu hambatan bisnis ini adalah tarif pusat data lokal yang lebih mahal ketimbang di luar negeri. "Tapi saat ini sudah ada perusahaan finance asing yang memakai data center lokal," ucap Hendra Suryakusuma, CEO PT Data Sinergitama Jaya alias Elitery.

Melihat ada investor asing yang menempatkan pusat data di Indonesia, Hendra yakin, bisnis ini bisa lebih berkembang. Mengutip data Frost and Sullivan, pasar pusat data di Indonesia tahun lalu sekitar US$ 58,1 juta. Pertumbuhan per tahun bisa mencapai 39% dan diproyeksi bisa mencapai US$ 482,1 juta di tahun 2022. "Salah satu penunjang adalah e-commerce dan pengguna internet," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×