Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam pidatonya berbicara tentang potensi besar dalam kerjasama bilateral dan menyoroti bahwa Hongaria dengan pertumbuhan PDB tertinggi di UE merupakan mitra bisnis terpenting Indonesia di Eropa Tengah.
Ia menjelaskan bahwa rencana substitusi impor baru Indonesia bertujuan untuk mengurangi ketergantungan impor pada barang modal dan bahan baku serta menyatakan keyakinannya yang kuat bahwa hal tersebut akan mendorong pendalaman struktur industri, meningkatkan investasi dan mendorong standar kerja baru.
Ia juga menegaskan bahwa inovasi dan kemajuan teknologi memainkan peran yang sangat penting terutama dalam industri manufaktur untuk mencapai daya saing dan mengikuti roadmap industri 4.0.
Baca Juga: Begini sanksi bagi pelaku pidana pajak dalam UU Cipta Kerja
Dr. Kristóf Szabó, Kepala Badan Promosi Ekspor Hongaria berbicara tentang pentingnya teknologi baru yang inovatif dan bagaimana perusahaan Hongaria selalu menjadi yang terdepan dalam hal inovasi.
Melalui beberapa contoh, ia mencoba menjelaskan bahwa perusahaan berbasis teknologi sangat sukses di pasar internasional dan tujuannya adalah untuk meningkatkan jumlah perusahaan Hongaria yang aktif di Asia Tenggara dan untuk membangun lebih banyak usaha bisnis bersama dan kemitraan antara Indonesia dan Hongaria,
Duta Besar Judit Pach menyoroti beberapa kemitraan berbasis teknologi yang berhasil dalam beberapa tahun terakhir antara perusahaan Hongaria dan Indonesia, seperti pengembangan sistem pasokan air bersih di 36 pemukiman di seluruh Indonesia oleh Budapest Waterworks dan mitra Indonesia mereka Artha Envirotama.
Beberapa pembangkit listrik bertenaga gas milik PLN yang telah beroperasi sejak tahun 2016 dan beroperasi menggunakan turbin GE yang diproduksi di Hongaria.
Fasilitas iradiasi gamma pertama di Indonesia, yang diresmikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla pada tahun 2017 yang merupakan bentuk kontribusi profesional Izotóp Kft dari Hongaria dan pada tahun 2018, serta Telkom Indonesia yang berinvestasi di Cellum, sebuah perusahaan tekhnologi finansial Hongaria, untuk mengembangkan solusi pembayaran seluler canggih.