kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.294.000   -9.000   -0,39%
  • USD/IDR 16.585   5,00   0,03%
  • IDX 8.258   6,92   0,08%
  • KOMPAS100 1.128   -3,16   -0,28%
  • LQ45 794   -6,53   -0,82%
  • ISSI 295   3,34   1,15%
  • IDX30 415   -3,30   -0,79%
  • IDXHIDIV20 467   -5,39   -1,14%
  • IDX80 124   -0,60   -0,48%
  • IDXV30 134   -0,53   -0,39%
  • IDXQ30 130   -1,48   -1,13%

Pelaku Bisnis dan Investor Dorong Transisi Ekonomi Hijau di Indonesia


Jumat, 10 Oktober 2025 / 20:14 WIB
Pelaku Bisnis dan Investor Dorong Transisi Ekonomi Hijau di Indonesia
 Shinta Kamdani, CEO Sintesa Group.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Dunia usaha dan investor kini semakin serius menempatkan keberlanjutan sebagai bagian dari strategi inti mereka.

Hal ini tercermin dalam forum tingkat tinggi Roundtable Discussion bertajuk Driving Investment and Business Action for a Green Economy and Nature-Positive Indonesia, yang digelar oleh Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD) bekerja sama dengan Asia Investor Group on Climate Change (AIGCC) dan didukung Business for Nature di Jakarta Convention Center.

Forum ini menjadi ajang pertemuan strategis antara pemerintah, investor, dan eksekutif senior perusahaan lintas sektor untuk memperkuat sinergi antara aksi bisnis, arus investasi, dan Indonesia Biodiversity Strategy and Action Plan (IBSAP) 2025–2045. 

Baca Juga: Tingkatkan Kapasitas PLTS Enam Kali Lipat, SMGR Dorong Transisi Energi Hijau

Sebagai salah satu negara dengan keanekaragaman hayati terkaya dunia, Indonesia menghadapi tekanan ganda: perubahan iklim dan kehilangan keanekaragaman hayati, yang jika tidak ditangani bisa mengganggu stabilitas ekonomi dan sosial.

Untuk merespons tantangan tersebut, pemerintah Indonesia telah menyusun IBSAP 2025–2045 sebagai panduan nasional untuk menghentikan kehilangan keanekaragaman hayati dan mendorong pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan. 

Di sisi dunia usaha, Indonesia Business and Biodiversity Platform (IBBP) yang difasilitasi IBCSD hadir sebagai wadah kolaboratif bagi sektor swasta, investor, dan pembuat kebijakan untuk mempercepat aksi menuju ekonomi positif terhadap alam (nature-positive economy).

Baca Juga: Dorong Transisi Energi Hijau, KB Bank Dukung Pembiayaan Industri Motor Listrik

Dalam sambutannya, Shinta Kamdani, CEO Sintesa Group sekaligus Honorary Trustee IBCSD, menekankan pentingnya integrasi agenda iklim dan keanekaragaman hayati ke strategi bisnis. 

“Forum ini menghadirkan kelompok strategis dari pembuat kebijakan, perusahaan yang mendorong transformasi, hingga investor global yang membawa standar etika dan inovasi.

Dialog ini akan menjadi dasar penyusunan Indonesia Business and Biodiversity Action Plan, agar konservasi keanekaragaman hayati menjadi bagian tak terpisahkan dari pertumbuhan ekonomi,” ujarnya dalam siaran pers, Jumat (10/10/2025).

Joe Phelan, Executive Director Asia Pacific World Business Council for Sustainable Development (WBCSD), menambahkan bahwa risiko iklim dan risiko alam tidak bisa dipisahkan. 

“Dunia usaha harus proaktif mengintegrasikan strategi alam dan iklim, tidak sekadar reaktif, untuk mengelola risiko sekaligus membuka peluang pertumbuhan berkelanjutan,” katanya.

Diskusi menghadirkan narasumber kunci seperti Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati,  

Baca Juga: Nilai Ekonomi Digital Indonesia Berpotensi Tembus US$ 130 Miliar pada 2025

Director of Investor Practice AIGCC, Monica Bae, Imam Muttaqien, Vice President of Safeguard PT PLN, serta Dharsono Hartono, CEO PT Rimba Makmur Utama dan Vice Chairman IBCSD yang menyampaikan sambutan penutup. 

Mereka menyoroti meningkatnya kesadaran akan risiko dan peluang terkait alam, perlunya kolaborasi lebih erat antara pemerintah, dunia usaha, dan investor, serta pengembangan mekanisme pembiayaan dan valuasi inovatif untuk mendorong transisi bisnis yang positif terhadap alam.

Monica Bae menegaskan bahwa perspektif finansial kini semakin memperhitungkan faktor alam dalam pengambilan keputusan investasi. 

Diskusi interaktif yang dipandu Pallavi Kalita dari Business for Nature membuka ruang dialog konstruktif tentang kontribusi dunia usaha dan investor terhadap target keanekaragaman hayati Indonesia. 

Menurut Pallavi, forum ini menjadi momentum penting bagi penyusunan Indonesia Business and Biodiversity Action Plan agar benar-benar mencerminkan tantangan dan peluang dunia usaha, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang positif terhadap alam.

Baca Juga: BI: Ekonomi Syariah Indonesia Masuk 3 Besar Dunia, Tapi Aset Perbankan Syariah 7,35%

Forum ini menjadi tonggak penting bagi Indonesia dalam mengintegrasikan konservasi keanekaragaman hayati ke pembangunan ekonomi nasional. 

Selain menyatukan pemangku kepentingan kunci, acara ini juga memberi masukan awal untuk menyusun peta jalan kolaboratif antara dunia usaha dan investor, mendukung target nasional keanekaragaman hayati, serta mendorong transisi Indonesia menuju ekonomi berkelanjutan.
 

Selanjutnya: Arsenal Kena Denda Tunda £500.000 karena Langgar Aturan Tiket Piala FA

Menarik Dibaca: 6 Zodiak yang Paling Cemburuan, Scorpio Nomor 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×