kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pelaku industri kimia, farmasi, dan tekstil Indonesia bersiap terapkan industri 4.0


Selasa, 06 April 2021 / 12:04 WIB
Pelaku industri kimia, farmasi, dan tekstil Indonesia bersiap terapkan industri 4.0
ILUSTRASI. Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kemenperin, Muhammad Khayam


Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Perjalanan sektor industri di Indonesia dalam menerapkan teknologi Industri 4.0 menorehkan beberapa catatan penting yang akan melandasi perkembangan industri selanjutnya. Di sektor kimia, farmasi, dan tekstil, sejumlah perusahaan telah mengimplementasikan industri 4.0 yang memungkinkan efisiensi dan peningkatan daya saing.

“Revolusi industri ke-4 yang merupakan perpaduan teknologi dengan mengintegrasikan sumber daya teknologi, mesin, dan manusia, memberikan perubahan besar dalam sektor ini,” ujar Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kemenperin Muhammad Khayam dalam rangkaian seminar pra-konferensi Indonesia Partner Country Hannover Messe 2021 yang dikutip dari siaran pers di situs Kemenperin, Selasa (6/4).

Sektor IKFT menjadi prioritas nasional pengembangan industri 4.0 karena memiliki kinerja yang cemerlang selama ini. Pada tahun 2020, ekspor industri kimia, farmasi, dan tekstil mencapai US$ 33,99 miliar. Realisasi investasinya pada periode tersebut sebesar Rp 61,97 triliun yang  didominasi oleh industri kimia dan bahan kimia. Sektor tersebut juga menyerap tenaga kerja hingga 6,24 juta orang.

“Selain itu, sektor farmasi juga masuk ke dalam prioritas untuk mendorong transformasinya dan mewujudkan kemandirian Indonesia dalam bidang kesehatan,” papar Khayam.

Baca Juga: Semakin murah, harga mobil baru Honda CR-V di Makassar mulai Rp 458 juta

Kemandirian Indonesia di sektor industri alat kesehatan dan farmasi merupakan hal yang penting, terlebih dalam kondisi kedaruratan kesehatan seperti saat ini. Sektor tersebut masuk dalam kategori high demand di tengah pandemi Covid-19 pada saat sektor lain terdampak berat.

Hingga tahun 2021, sejumlah program telah dilaksanakan Kemenperin untuk mengimplementasikan peta jalan Making Indonesia 4.0 di sektor IKFT, antara lain penilaian (assessment) Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0), pelaksanaan peta jalan implementasi dan adopsi teknologi industri 4.0 sektor tekstil dan busana, perbaikan alur aliran material sektor industri petrokimia, serta pendirian pilot project industri TPT 4.0.

“Kami juga menyelenggarakan bimbingan teknis dan training manajer transformasi serta pembangunan Indonesia Smart Textile Industry Hub (ISTIH),” ujar Khayam.

Selain itu, Kemenperin juga menyediakan fasilitas restrukturisasi industri tekstil, kulit, dan alas kaki melalui peremajaan mesin atau peralatan agar menggunakan teknologi yang lebih modern. Selanjutnya, penyusunan model arsitektur implementasi Industri 4.0 juga akan dilakukan.

“Kemudian, Kemenperin juga melakukan penerapan learn management di subsektor ini,” imbuh dia.

Pada 2020, terdapat tujuh perusahaan di sektor IKFT yang mendapatkan penghargaan INDI 4.0 dan satu perusahaan mendapatkan predikat National Lighthouse Industry 4.0.

Ketujuh perusahaan tersebut yaitu PT Kaltim Parna Industri, PT Biggy Cemerlang, PT Schott Igar Glass, PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia, PT Globalindo Intimates, PT TI Matsuoka Winner Industry, dan PT Asia Pasific Rayon. Adapun PT Pupuk Kalimantan Timur mendapatkan predikat National Lighthouse Industry 4.0 di sektor industri kimia.

Baca Juga: Mayoritas indeks saham Asia menguat pada Selasa (6/4) pagi

“Delapan perusahaan di sektor IKFT tersebut mendapat angka INDI 4.0 lebih dari 3 yang menunjukkan tahap kesiapan matang,” kata Khayam.

Dirjen IKFT Kemenperin mengharapkan ajang Hannover Messe dapat menjadi media promosi, komunikasi, dan informasi antar industri dan pengguna sehingga tercipta supply-chain. Selain itu, Hannover Messe juga membuka peluang untuk melakukan National Branding atas posisi Indonesia sebagai salah satu kekuatan baru ekonomi dunia dan pemain manufaktur global.




TERBARU

[X]
×