kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pelaku industri sawit optimis harga CPO memiliki tren positif


Selasa, 29 Oktober 2019 / 20:17 WIB
Pelaku industri sawit optimis harga CPO memiliki tren positif
ILUSTRASI. Pekerja melakukan bongkar muat Tandan Buah Segar (TBS) sawit untuk diangkut ke pabrik CPO Subulussalam di Desa Blang Dalam Babahrot, Kabupaten Aceh Barat Daya, Aceh, Jumat (16/8/2019). Harga TBS sawit ditingkat petani masih rendah Rp600 per kilogram diban


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

Sebelumnya, SSMS memang sempat mengantongi dana segar berupa fasilitas pinjaman sebesar Rp 1,13 triliun dari PT Bank Negara Indonesia Tbk pada Juli 2019 lalu. Namun demikian, pinjaman tersebut bukan digunakan untuk melakukan ekspansi bisnis melainkan untuk keperluan refinancing dari pinjaman yang sudah ada sebelumnya.

Optimisme yang sama juga dijumpai pada PT Sampoerna Agri Tbk. Head of Investor Relations PT Sampoerna Agri Tbk, Michael Kesuma menjelaskan bahwa harga CPO berpotensi memiliki tren yang positif hingga tahun depan. Hal ini disebabkan oleh adanya tren kenaikan permintaan CPO di pasar global seperti misalnya di Cina dan India.

Menurut Michael, Cina memiliki kebutuhan impor CPO berpotensi mengalami peningkatan ke depannya. Pasalnya, produksi minyak hewani Cina mengalami penurunan dari waktu ke waktu. Hal ini selanjutnya menimbulkan kebutuhan baru atas produk-produk minyak nabati seperti misalnya CPO sebagai barang substitusi. 

Baca Juga: Emiten Pilih Cara Ini Untuk Lunasi Utang Jatuh Tempo

Selain itu, kebutuhan sektor energi di Cina atas minyak nabati juga diprediksi akan membuat angka impor Cina menjadi semakin besar ke depannya. Sama halnya dengan Cina, tingkat persediaan CPO dalam negeri yang terbatas juga diyakini membuat volume impor CPO India terus meningkat dari waktu ke waktu. 

Sementara itu pada saat yang bersamaan, Michael mencatat adanya perlambatan pada pertumbuhan produksi CPO secara global. Mengutip data Oil World, Michael menyebutkan bahwa pertumbuhan laju produksi CPO global sempat mengalami puncaknya pada di tahun 2016 dengan kenaikan produksi sekitar 9 juta ton.

Namun demikian, angka pertumbuhan produksi global selanjutnya tercatat mengalami penurunan menjadi 4,5 juta ton di tahun 2017 dan 4 juta ton di tahun 2018 dan diproyeksikan sebesar 2 juta ton di tahun 2019. Michael meyakini tren ini akan terus berlanjut hingga tahun depan.

Baca Juga: Pekerjaan Sulit, Mengikis Defisit Neraca Migas

Dalam hal ini, kenaikan permintaan dan perlambatan pertumbuhan produksi yang terjadi secara bersamaan diyakini berpotensi memiliki dampak yang positif terhadap tren harga CPO hingga tahun depan.

Seiring terjadinya hal ini, Michael mengatakan bahwa PT Sampoerna Agri Tbk membuka kemungkinan untuk mengajukan kredit pinjaman guna mengisi kas operasional operasional yang sempat turun akibat penurunan harga CPO di semester pertama. 

Sayangnya, Michael mengaku belum bisa membeberkan jumlah pinjaman yang ingin dikejar. “Kalau kita lihat sih memang masih ada kebutuhan (mengajukan pinjaman), secara persis angkanya berapa saya belum bisa info” jelas Michael kepada Kontan.co.id (29/10).

Baca Juga: Ini produk-produk yang diminati di Trade Expo Indonesia (TEI) 2019

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×