Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor manufaktur dan properti tanah air tergolong tangguh menghadapi gempuran pandemi Covid-19 hingga fase kedua. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) optimis pelaku pelaku industri menapaki bisnis di masa sulit seperti sekarang.
Dalam webinar Urban Forum bertajuk Menyambut Geliat Industri Material Pascapandemi, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, optimisme itu didukung oleh stabilitas makro ekonomi dan performa kinerja industri manufaktur yang terbilang baik pada kuartal II.
Sektor industri berkontribusi 78,80% terhadap ekspor atau US$ 81 miliar dari total ekspor nasional sebesar US$102 miliar sepanjang semester I 2021. Alhasil, neraca perdagangan Indonesia surplus US$ 8,22 miliar. "Prestasi ini sangat membanggakan karena diraih di tengah-tengah kondisi sulit, pandemic Covid-19 gelombang kedua,” katanya dikutip, Rabu (28/7).
Walaupun kinerja industri pengolahan kontraksi 0,71% kuartal I, Agus yakin pada semester II sudah akan mengalami pertumbuhan positif. Dia mengingatkan, agar pelaku industri mematuhi surat protokol kesehatan dalam menjalankan operasionalnya secara ketat sesuai dengan Surat Edaran Kemenperin.
Dalam kesempatan yang sama, SME Landing Division Head PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Budi Permana mengatakan, potensi pasar pembiayaan perumahan masih sangat besar. Salah satu indikatornya adalah rasio mortgage dan GDP di Indonesi masih sangat rendah dibanding Negara Asia Tenggara lainnya. “Singapura itu 50 persen, Indonesia masih 3.0% masih di bawah Philipina yang 3,8%,” jelasnya.
Faktor lain, adanya backlog rumah yang masih tinggi, mencapai 11,4 juta berdasarkan kepemilikan rumah. Selain itu, rasio angka pernikahan baru yang tinggi dan pertumbuhan middle class, ini artinya permintaan rumah akan terus bertambah.
Baca Juga: Ekonom Bank Mandiri prediksi inflasi di akhir kuartal III sekitar 2% secara tahunan
Budi bilang, sektor properti memiliki kontribusi signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja dan perekonomian yang berpotensi untuk mempercepat pemulihan ekonomi di masa pandemi. Pasalnya, sektor properti terkait dengan 174 sektor industri.
Ketua Umum Asosiasi Aneka Kramik Indonesia (ASAKI), Edy Suyanto mengapresasi kebijakan insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPn) atas pembelian rumah tapak dan rumah susun. Menurut dia, kebijakan tersebut berdampak langsung bagi industri keramik tanah air karena ASAKI merupakan mitra stategis industri properti. “Dampak penghapusan PPN memberikan dampak pertumbuhan sebesar 15% sd 20% terhadap sektor properti ini secara langsung berdampak positif pada para member ASAKI,” ujar Edy Suryanto.
Industri Keramik , sambungnya, selalu masuk top 5 besar produsen keramik dunia sampai tahun 2014, namun saat ini berada di posisi ke-7. Hal ini menyusul adanya kenaikan harga gas yang mencapai 50% di tahun 2014 sehingga menurunkan daya saing dan utilisasi, serta banjirnya produk keramik impor dari China dan India.
Asosiasi Asosiasi Produsen Cat Indonesia (APCI) mengakui industri cat dalam negeri saat ini masih mampu memenuhi hampir semua kebutuhan sektor properti, infrastruktur, migas, marine, dan industri lainnya. Bahkan, sejumlah merek cat lokal telah mampu menembus pasar ekspor.
Ketua Umum APCI, Kris Rianto Adidarma mengatakan, terdapat 185 subsektor industri yang butuh cat, tinta cetak, dan vernis saat ini. Sayangnya, bahan baku cak sebesar 18,43% masih impor. Bahkan, ada bahan baku yang 100% masih impor. “Kita berharap bagaimana pemerintah bisa membatu industri kimia hilir ini agar kita tidak tergantung pada produk impor,” katanya.
Sementara Direktur Kelembagaan Dan Sumber Daya Konstruksi Kementerian PUPR RI Nicodemus Daud, mengatakan pihaknya terus berupaya mendorong kemajuan industri rantai pasok nasional sebagai penopang utama pembangunan infrastruktur. “Program pembangunan infrastruktur perlu didukung oleh kesiapan pasokan rantai pasok sumber daya material dan peralatan konstruksi,” ujarnya.
Selanjutnya: Potensinya besar, Lippo Karawaci (LPKR) bidik milenial untuk produk rumah tapak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News