kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pelemahan nilai tukar rupiah berdampak terhadap harga impor sapi bakalan


Selasa, 16 Oktober 2018 / 22:55 WIB
Pelemahan nilai tukar rupiah berdampak terhadap harga impor sapi bakalan


Reporter: Annisa Maulida | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah melemah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) berdampak bagi harga impor sapi bakalan yang cukup signifikan. Namun, untuk harga daging kerbau impor dan harga daging sapi impor belum mengalami kenaikan yang signifikan.

Ketua Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) Asnawi menjelaskan, saat ini yang mengalami perubahan yaitu harga impor sapi bakalan dari Australia sekitar US$ 2,8-US$ 3,1 per kg berat hidup dan ketika sampai di Indonesia harganya kisaran US$ 3,25 per kg berat hidup. Jika kurs rupiah terhadap dollar AS dikisaran Rp 15.000, rata-rata harga impor sapi bakalan sekitar Rp 48.000 per kg berat hidup.

Menurut penjelasan Asnawi, sebelum dollar AS menyentuh angka Rp 15.000, harga sapi bakalan impor masih sekitar US$ 2,7 per kg-US$ 2,8 per kg berat hidup sudah dengan biaya operasional sampai di pelabuhan.

“Saat kurs dollar AS masih sekitar Rp 13.000 kondisi masih di posisi wajar kisaran Rp 41.000-Rp 42.000 per kg berat hidup,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (16/10).

Menurut Asnawi, dari sisi harga impor daging kerbau dari India masih stabil. Tapi, ia tidak tahu persis berapa harga impor daging kerbau, kemungkinan untuk saat ini sekitar diatas US$ 3,5-US$ 4 per kg yang sudah masuk ke gudang.

“Kalau dollar AS di posisi Rp 15.000 itu berarti untuk perkiraan US$ 3,5 per kg sekitar Rp 52.500 per kg dan untuk perkiraan US$ 4 per kg sekitar Rp 58.000-Rp 60.000 per kg,” lanjutnya.

Untuk harga daging sapi impor dari Australia menurut Asnawi, berada dikisaran harga rata-rata US$ 5,5-US$ 6 per kg atau sekitar Rp 83.000-Rp 85.000 per kg dan belum mengalami kenaikan yang signifikan.

Asnawi berpendapat, solusi yang bisa dilakukan untuk menekan harga daging sapi impor, maka pemerintah tetap melakukan pengadaan daging kerbau impor yang dilakukan saat ini secara berkelanjutan. Karena hal tersebut bisa menjadi alternatif solusi bahwa pedagang tidak mengandalkan sapi siap potong saja.

Mengenai volume atau kuota impor sapi bakalan dan daging sapi dari Australia mengalami penurunan dari target kuota yang sudah diberikan kepada importir. “Saya tidak tahu persis berapa rincian dari kuota impornya, tapi penurunan kuota impor itu kisaran 55%-60%. Karena ada pesaing yaitu masuknya daging kerbau impor dan kurs rupiah yang melemah terhadap dollar AS,” ujar Asnawi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×