Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto
Arif menuturkan, Pelabuhan Kuala Tanjung sekarang fokus pada pengelolaan produk curah. Dalam jangka panjang, Pelabuhan Kuala Tanjung dan Kawasan Industri Kuala Tanjung akan menjadi Indonesia logistic and supply chain hub.
Baca Juga: Pelindo Dorong Optimalisasi Arus Barang di Makassar New Port
"Potensi pasarnya memang sangat besar, terutama dari industri minyak kelapa sawit (CPO) dan turunannya seperti minyak goreng, fatty acid, fatty alcohol, palm kernel, dan produk campuran biodiesel," kata dia.
Saat ini, banyak perusahaan sawit yang memiliki pabrik di Kuala Tanjung. Beberapa di antaranya yakni PT Multimas Nabati Asahan (Grup Wilmar) dan PT Dombas Mas.
Selain itu, ada sejumlah pabrik pengolahan logam seperti PT Inalum (Persero), PT Dairi Prima Mineral, dan PT Asahan Aluminium Alloys.
Di sisi lain, Kuala Tanjung juga sudah terkoneksi dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei dengan jarak hanya sekitar 43 kilometer.
Sejumlah perusahaan yang sudah memiliki pabriknya di Sei Mangkei, di antaranya PT Unilever Oleochemical Indonesia, PT Industri Nabati Lestari, anak perusahaan PTPN III dan IV, serta PT Pertamina Gas, dan PT Pertamina Power Indonesia.
Saat ini, KEK Sei Mangkei sudah terhubung dengan Kuala Tanjung melalui jalur kereta api dan jalan tol Tebing Tinggi-Parapat. Jalur kereta api ini merupakan hasil kerja sama PT KAI (Persero), PT Pelindo (Persero) dan PTPN III (Persero).
Baca Juga: Pelindo Layani Hampir 1.6 Juta Pemudik pada H+10 Nataru 2023/2024
"Jalan tol dan jalur kereta api tersebut menjadi tulang punggung perekonomian Sumatera Utara yang baru," ucap Arif.
Adapun Pelabuhan Kuala Tanjung dibangun sejak Januari 2015 dan mulai beroperasi pada April 2018. Pelabuhan ini memiliki kedalaman -16 LWS dan dermaga 500 x 60 meter. Hal ini memungkinkan kapal berbobot sampai 100 ribu DWT berlabuh di sana.
Pelabuhan ini juga dilengkapi trestle yang menghubungkan wilayah darat dengan pelabuhan sepanjang 2,8 kilometer dengan lebar 18,5 meter.
Lokasi Pelabuhan Kuala Tanjung juga dinilai sangat strategis karena terletak di jalur pelayaran utama Selat Malaka.
Terminal di Pelabuhan Kuala Tanjung memiliki kapasitas 400.000 TEUs kontainer per tahun, 1,2 juta ton curah cair per tahun, dan 250.000 ton general cargo per tahun.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pelindo Bangun Hub Logistik di Kuala Tanjung"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News