kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pelindo Dorong Pengembangan Kuala Tanjung Jadi Logistic and Supply Chain Hub


Selasa, 30 Januari 2024 / 23:58 WIB
Pelindo Dorong Pengembangan Kuala Tanjung Jadi Logistic and Supply Chain Hub
ILUSTRASI. Kawasan Pelabuhan Kuala Tanjung yang merupakan bagian dari pengembangan Port and Industrial Estate oleh Pelindo 1.


Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo mendorong pengembangan kawasan industri terintegrasi pelabuhan di Kuala Tanjung menjadi Indonesia Logistic and Supply Chain Hub di Sumatera bagian Utara.

Sejumlah langkah strategis pun dilakukan Pelindo untuk mempercepat pengembangan Kawasan Industri Kuala Tanjung (KIKT) yang terintegrasi dengan Pelabuhan Kuala Tanjung.

KIKT yang terletak di Kabupaten Batubara, Sumatera Utara ini dibangun dan dikelola anak perusahaan Pelindo, PT Prima Pengembangan Kawasan (PPK). Kawasan industri ini hanya berjarak satu kilometer dengan Pelabuhan Kuala Tanjung.

"Pelabuhan dan industri yang terintegrasi akan membuat industri jauh lebih efisien karena tidak ada lagi additional cost yang dikeluarkan untuk transportasi," ujar Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono dalam keterangannya, Selasa (30/1/2024).

Baca Juga: Menhub Konsolidasikan Perbaikan Pelabuhan Perikanan di Lamongan

Selain itu, pengiriman barang dari dan ke pelabuhan menjadi jauh lebih cepat. Arif bilang, Pelindo akan terus mendorong terjadinya well-connected ecosystem antara pelabuhan dengan kawasan industri (hinterland) untuk memperlancar arus barang.

"Salah satu tujuannya adalah menciptakan biaya logistik yang lebih efisien dan mendorong penguatan ekonomi kawasan," kata dia.

Adapun dalam pengembangan KIKT, mulai awal tahun ini, PT PPK fokus pada pekerjaan pembersihan lahan dan pematangan lahan yang sudah dibebaskan seluas 57 hektare. Ini merupakan tahap pertama dari tiga fase pengembangan KIKT.

Sementara dua fase berikutnya adalah pekerjaan pembangunan pintu gerbang dan jalan masuk, serta fase pekerjaan infrastruktur dasar.

Seiring dengan pengembangan kawasan industri tersebut, PT PPK juga menggenjot promosi dan pemasaran melalui berbagai forum kegiatan investasi untuk menarik investasi ke KIKT.

Baca Juga: Naik 2,47%, Pelindo Regional 2 Catat Arus Kapal 53.000 Unit Sepanjang 2023

Secara rinci, sejumlah langkah strategis yang dilakukan Pelindo dalam pengembangan KIKT, salah satunya meningkatkan kepemilikan saham di PT Prima Tangki Indonesia (PTI), perusahaan yang bergerak dalam bidang transportasi dan pergudangan dengan kapasitas 100.000 metrik ton (MT).

Hal itu dilakukan sebagai langkah awal menjadikan Kuala Tanjung sebagai transhipment hub untuk produk curah. Saat ini, Pelindo memiliki 20 persen saham di PT PTI.

Selain itu, Pelindo juga sedang menjajaki kerja sama pemanfaatan lahan KIKT dengan PT Indonesia Battery Company (IBC), serta kerja sama potensial di Kuala Tanjung dengan perusahaan China, Zhejiang Provincial Seaport Investment & Operation Group Co. Ltd.

Pengembangan pelabuhan dan kawasan industri di Kuala Tanjung ini melibatkan PT Prima Multi Terminal, anak perusahaan PT Pelindo Multi Terminal, yang mengelola pelabuhan, dan melibatkan PT Pelindo Solusi Logistik (SPSL) yang membangun KIKT.

Arif menuturkan, Pelabuhan Kuala Tanjung sekarang fokus pada pengelolaan produk curah. Dalam jangka panjang, Pelabuhan Kuala Tanjung dan Kawasan Industri Kuala Tanjung akan menjadi Indonesia logistic and supply chain hub.

Baca Juga: Pelindo Dorong Optimalisasi Arus Barang di Makassar New Port

"Potensi pasarnya memang sangat besar, terutama dari industri minyak kelapa sawit (CPO) dan turunannya seperti minyak goreng, fatty acid, fatty alcohol, palm kernel, dan produk campuran biodiesel," kata dia.

Saat ini, banyak perusahaan sawit yang memiliki pabrik di Kuala Tanjung. Beberapa di antaranya yakni PT Multimas Nabati Asahan (Grup Wilmar) dan PT Dombas Mas.

Selain itu, ada sejumlah pabrik pengolahan logam seperti PT Inalum (Persero), PT Dairi Prima Mineral, dan PT Asahan Aluminium Alloys.

Di sisi lain, Kuala Tanjung juga sudah terkoneksi dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei dengan jarak hanya sekitar 43 kilometer.

Sejumlah perusahaan yang sudah memiliki pabriknya di Sei Mangkei, di antaranya PT Unilever Oleochemical Indonesia, PT Industri Nabati Lestari, anak perusahaan PTPN III dan IV, serta PT Pertamina Gas, dan PT Pertamina Power Indonesia.

Saat ini, KEK Sei Mangkei sudah terhubung dengan Kuala Tanjung melalui jalur kereta api dan jalan tol Tebing Tinggi-Parapat. Jalur kereta api ini merupakan hasil kerja sama PT KAI (Persero), PT Pelindo (Persero) dan PTPN III (Persero).

Baca Juga: Pelindo Layani Hampir 1.6 Juta Pemudik pada H+10 Nataru 2023/2024

"Jalan tol dan jalur kereta api tersebut menjadi tulang punggung perekonomian Sumatera Utara yang baru," ucap Arif.

Adapun Pelabuhan Kuala Tanjung dibangun sejak Januari 2015 dan mulai beroperasi pada April 2018. Pelabuhan ini memiliki kedalaman -16 LWS dan dermaga 500 x 60 meter. Hal ini memungkinkan kapal berbobot sampai 100 ribu DWT berlabuh di sana.

Pelabuhan ini juga dilengkapi trestle yang menghubungkan wilayah darat dengan pelabuhan sepanjang 2,8 kilometer dengan lebar 18,5 meter.

Lokasi Pelabuhan Kuala Tanjung juga dinilai sangat strategis karena terletak di jalur pelayaran utama Selat Malaka.

Terminal di Pelabuhan Kuala Tanjung memiliki kapasitas 400.000 TEUs kontainer per tahun, 1,2 juta ton curah cair per tahun, dan 250.000 ton general cargo per tahun.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pelindo Bangun Hub Logistik di Kuala Tanjung"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×