kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.914   16,00   0,10%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Pelita Air Dukung Program Integrasi 3 Maskapai Aviasi BUMN


Selasa, 22 Agustus 2023 / 16:58 WIB
Pelita Air Dukung Program Integrasi 3 Maskapai Aviasi BUMN
ILUSTRASI. Maskapai penerbangan Pelita Air mengatakan pihaknya mendukung program merger Pemerintah melalui integrasi tiga maskapai BUMN. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/nym.


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Maskapai penerbangan Pelita Air mengatakan pihaknya mendukung program merger Pemerintah melalui integrasi tiga maskapai BUMN. 

"Pelita Air selalu mendukung program Pemerintah, termasuk mengenai integrasi tiga maskapai BUMN dengan harapan penguatan industri aviasi nasional, menyediakan harga tiket yang terjangkau dan terus mendukung konektivitas udara nasional," ujar Agdya P.P. Yogandari Corporate Secretary Pelita Air kepada Kontan, Selasa (22/8). 

Sebagai informasi, Pemerintah melalui Menteri BUMN Erick Thohir berencana menggabungkan tiga BUMN yang bergerak di sektor penerbangan menjadi satu. BUMN tersebut adalah Garuda Indonesia, Citilink dan Pelita Air.

Baca Juga: Soal Rencana Merger BUMN Aviasi, Begini Tanggapan Garuda Indonesia

Ia mengatakan hal ini dilakukan demi efisiensi dan membuat industri penerbangan negara semakin kuat dan efisien.

"BUMN terus menekan logistic cost. Pelindo dari 4 (perusahaan) menjadi 1. Sebelumnya, logistic cost mencapai 23 persen, sekarang jadi 11 persen. Kita juga upayakan Pelita Air, Citilink, dan Garuda merger untuk menekan cost," ungkapnya, dikutip dari keterangan resmi yang diterima Kontan. 

Erick menyebut Indonesia masih kekurangan sekitar 200 pesawat. Indonesia memiliki 280 juta penduduk yang memiliki pendapatan per kapita US$ 4.700 per tahun. Artinya, lanjut Erick, Indonesia membutuhkan 729 pesawat namun Indonesia baru memiliki 550 pesawat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×