Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pelita Air Service (PAS) semakin dekat untuk mencuil pasar penerbangan komersial berjadwal. Anak usaha PT Pertamina (Persero) ini melirik besarnya potensi segmen penerbangan domestik di Indonesia.
Saat ini PAS sedang mengurus perizinan Air Operator Certificate (AOC) penerbangan berjadwal di Kementerian Perhubungan. Staf Khusus Menteri Perhubungan bidang Komunikasi dan SDM, Adita Irawati mengatakan bahwa saat ini pengurusan izin tersebut masih dalam tahap pemenuhan persyaratan.
Terbitnya izin penerbangan komersial berjadwal tergantung dari seberapa cepat pemenuhan syarat oleh PAS. "AOC untuk penerbangan berjadwal masih dalam proses. Pihak Pelita masih harus memenuhi beberapa persyaratan. (Kapan izin terbit) tergantung dari Pelita sendiri, dalam mempercepat pemenuhan syaratnya," kata Adita kepada Kontan.co.id, Senin (29/11).
Dalam sejumlah pemberitaan diinformasikan bahwa PAS nantinya akan menjadi maskapai yang membuka layanan kelas medium service dengan menggunakan pesawat Airbus A320, yang berbasis operasi di Bandara Soekarno-Hatta. Sayangnya, hingga tulisan ini dibuat, pihak manajemen Pelita Air Service masih enggan memberikan tanggapan dan konfirmasi mengenai penerbangan komersial berjadwal ini.
Baca Juga: Izin terbang berjadwal keluar, Pelita Air ditargetkan terbang awal 2022
Kendati begitu, Komisaris Utama Pelita Air Service Michael Umbas mengamini bahwa pihaknya memang mengkaji penerbangan berjadwal, dengan fokus menggarap pasar dalam negeri. Langkah ini pun mendapatkan dukungan dari PT Pertamina (Persero) yang sepenuhnya memegang saham PAS.
"Untuk detail teknis nanti (dijelaskan) langsung direksi PAS. Terkait penerbangan berjadwal memang kami mengkaji lebih dahulu dan melihat potensi bisnis untuk domestik," ungkap Michael saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (29/11).
Kabar Pelita Air yang akan melayani penerbangan komersial berjadwal memang sudah beredar dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini juga menjadi salah satu strategi untuk tetap menjaga kinerja industri penerbangan di tengah restrukturisasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA), yang bakal memangkas sejumlah rute penerbangan.
Mengenai hal ini, Peneliti Lembaga Manajemen FEB Universitas Indonesia, Toto Pranoto melihat masuknya Pelita Air ke penerbangan komersial berjadwal merupakan persiapan Kementerian BUMN untuk mengantisipasi segala kemungkinan di proses restrukturisasi Garuda Indonesia yang masih tidak menentu.
Dengan langkah Garuda Indonesia yang melepas beberapa rute penerbangan domestik, Pelitar Air bisa menjadi komplementer untuk mengisi slot kekosongan rute yang ditinggalkan Garuda Indonesia. Dengan begitu, masyarakat pun tetap bisa menikmati layanan di rute-rute yang ditinggalkan Garuda, terutama di wilayah remote.
"PAS juga melihat peluang pasar ini. Jadi PAS mungkin akan melebarkan bisnis ke regular airlines di luar charter airlines yang sudah mereka tekuni sejak lama," kata Toto.
Sementara itu, pengamat penerbangan Alvin Lie meyakini di luar komplementer Garuda Indonesia, manajemen PAS juga turut memperhitungkan kondisi pasar penerbangan dalam negeri pasca pandemi nanti. Sebab, pasar penerbangan domestik sangat prospektif.
Baca Juga: Garuda (GIAA) buka suara soal tarif sewa, nego dengan lessor dan jumlah pesawatnya
Sebagai catatan, sebelum adanya pandemi pada tahun 2018, jumlah penumpang domestik mencapai lebih dari 100 juta. Pertumbuhan penerbangan dari Pulau Jawa ke luar Jawa, serta penerbangan antar pulau di luar Jawa masih menjanjikan.
Menurut Alvin, besarnya potensi pasar penerbangan domestik Indonesia telah terbukti selama masa pandemi ini. Perusahaan penerbangan di Indonesia tergolong mampu untuk bisa bertahan dengan mengandalkan rute-rute domestik.
"Kalau yang mengandalkan rute internasional pasti sudah tumbang. Rute domestik cukup kuat menghidupi maskapai. Pasca pandemi saya yakin jumlah penumpang akan kembali tumbuh walau karakter, rute, kebutuhan jenis layanan dan daya beli akan berbeda," terang Alvin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News