Reporter: Amalia Fitri | Editor: Tendi Mahadi
Pendapatan dari Sewa Berjangka (time charter) berkontribusi 22% pada kenaikan pendapatan perseroan, sementara sektor tersebut juga mengalami kenaikan signifikan sebesar 253% atau setara US$62,7 juta dari US$51,3 juta.
Sementara lini bisnis kapal tongkang atau TNB menyumbang 50% dari Ebitda, sedangkan kapal FLF sebesar 32%, dan kapal kargo curah atau MV berkontribusi sebesar 18%.
Adapun komposisi kontrak jangka panjang untuk kapal FLF sudah mencapai 90% dan 10% spot basis. Kontrak jangka panjang untuk tongkang mencapai 75% dan 25% spot basis.
Baca Juga: Ini rencana bisnis Repower Asia Indonesia (REAL) usai IPO
"Sampai Oktober, PSSI telah membelanjakan capex sebesar US$45,8 juta dari anggaran US$61,3 juta. Mayoritas dipakai untuk pembelian 4 unit kapal MV, 1 unit tugboat dan 2 unit tongkang sebagai bagian dari program ekspansi armada," jelas Imelda Agustina Kiagoes, Sekretaris PSSI, Jumat (6/12).
Dengan performa tersebut, perseroan optimistis dapat menjangkau pertumbuhan revenue mencapai 20% sampai 25% sampai akhir 2019. Senada, pihaknya mengestimasi dapat memperoleh pertumbuhan sampai 25% akhir 2020.
Sementara dari sisi laba bersih, PSSI memproyeksi bisa bertumbuh sebesar 10% sampai 15% sampai akhir 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News