kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pelita Samudera Shipping (PSSI) fokus diversifikasi angkutan non batubara di 2020


Jumat, 06 Desember 2019 / 19:48 WIB
Pelita Samudera Shipping (PSSI) fokus diversifikasi angkutan non batubara di 2020
ILUSTRASI. kapal dan tongkang PT Pelita Samudera Shipping Tbk PSSI


Reporter: Amalia Fitri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten penyedia jasa logistik dan transportasi laut, PT Pelita Samudera Shipping Tbk (PSSI) akan fokus melakukan diversifikasi non batubara pada 2020 mendatang.

Iriawan Ibarat, Direktur Utama PSSI, menjelaskan saat ini perseroan sedang menjajaki tiga kontrak baru dengan beberapa pihak untuk pengangkutan besi, semen, nikel dan batubara dalam kontrak menengah. Rencananya, kontrak tersebut dapat tereksekusi Desember ini atau paling lambat awal 2020 mendatang.

Baca Juga: Pendapatan Bakrie Sumatera (UNSP) naik signifikan, tapi masih catatkan rugi bersih

"Setelah persetujuan antara pihak-pihak tersebut rampung, detailnya akan dibagikan kepada publik," jelas Iriawan saat ditemui Kontan di Jakarta Pusat, Jumat (6/12).

Saat ini, pendapatan PSSI secara dominan masih diisi oleh pengiriman batu bara. Sementara 10% sisanya, diisi oleh pengiriman nikel serta besi. Ke depannya, lanjut Iriawan, pihaknya ingin melebarkan porsi pendapatan non batubara mencapai sebesar 30% dan batubara sebesar 70%.

Sampai November 2019, PSSI juga telah menambah total 6 unit kapal, yakni 4 unit kapal jenis kargo curah atau Mother Vessel (MV), 1 jenis unit kapal tongkang atau TNB, serta 1 unit kapal tunda atau tugboat.

Pada 2020, emiten yang melantai di BEI sejak 2017 ini, berencana akan menambah lagi beberapa unit kapal jenis kargo curah (MV) untuk menopang rencana diversifikasi tersebut.

Baca Juga: Nusantara Almazia (NZIA) mulai mencicil bangun 500 unit rumah

"Rencananya, kami akan sediakan capex US$30 juta. Alokasi penggunaannya akan difokuskan pada unit kapal baru, hal ini juga memperhatikan besaran kebutuhan pengangkutan nantinya," lanjutnya.

Pada Oktober 2019, PSSI menuai peningkatan laba kotor 25% atau setara US$16,1juta dari US$12,9 juta. Sementara laba bersih berada di level US$9,2 juta. Kuartal III 2019, laba bersih PSSI sebesar US$ 7,3juta.

Pendapatan dari Sewa Berjangka (time charter) berkontribusi 22% pada kenaikan pendapatan perseroan, sementara sektor tersebut juga mengalami kenaikan signifikan sebesar 253% atau setara US$62,7 juta dari US$51,3 juta.

Sementara lini bisnis kapal tongkang atau TNB menyumbang 50% dari Ebitda, sedangkan kapal FLF sebesar 32%, dan kapal kargo curah atau MV berkontribusi sebesar 18%.

Adapun komposisi kontrak jangka panjang untuk kapal FLF sudah mencapai 90% dan 10% spot basis. Kontrak jangka panjang untuk tongkang mencapai 75% dan 25% spot basis.

Baca Juga: Ini rencana bisnis Repower Asia Indonesia (REAL) usai IPO

"Sampai Oktober, PSSI telah membelanjakan capex sebesar US$45,8 juta dari anggaran US$61,3 juta. Mayoritas dipakai untuk pembelian 4 unit kapal MV, 1 unit tugboat dan 2 unit tongkang sebagai bagian dari program ekspansi armada," jelas Imelda Agustina Kiagoes, Sekretaris PSSI, Jumat (6/12).

Dengan performa tersebut, perseroan optimistis dapat menjangkau pertumbuhan revenue mencapai 20% sampai 25% sampai akhir 2019. Senada, pihaknya mengestimasi dapat memperoleh pertumbuhan sampai 25% akhir 2020.

Sementara dari sisi laba bersih, PSSI memproyeksi bisa bertumbuh sebesar 10% sampai 15% sampai akhir 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×