Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. PT Pelayaran Indonesia (Pelni) menyiapkan strategi guna memperbaiki kinerja. Maklum, perusahaan pelat merah ini merugi Rp 600 miliar tahun lalu.
Tak mau mengulang pengalaman tahun lalu, tahun ini telah menyiapkan pelbagai strategi. "Kami menargetkan laba Rp 50 miliar,” kata Syahril Japarin, Direktur Utama Pelni ke KONTAN beberapa waktu lalu.
Langkah pertama dimulai dengan masuk ke bisnis kargo. Pelni sudah mengantongi tiga kontrak kerjasama dengan PT Krakatau Steel Tbk, dan PT Pertamina untuk mendistribusikan bahan bakar minyak.
Kedua, pada kuartal III nanti, Pelni berencana masuk pasar regional. Rute pertama yang dibidik adalah penyeberangan dari Nunukan (Kalimantan Utara) menuju Tawau (Malaysia). Saat ini, Pelni masih dalam proses pengadaan dua kapal cepat untuk melayani rute ini.
Strategi ketiga adalah merombak komposisi kapal penumpang Pelni. Yakni, memangkas ruang tidur menjadi area penumpang ekonomi dan penyimpanan barang. Area yang diubah ini memiliki luas 15% dari keseluruhan kapal.
Dengan langkah mengubah komposisi 24 kapal yang ada, Pelni seolah mendapat tambahan tiga kapal baru. "Keberadaan maskapai penerbangan murah membuat penumpang kapal kelas I berpindah. Daripada kosong, kami rombak semua," tutur Syahril.
Keempat, di bidang operasional, mulai Mei, pelayanan makanan, kebersihan, pengamanan, dan hiburan akan dikelola Pelni sendiri. Sebelumnya, urusan ini diserahkan ke pihak ketiga. Bisnis ini akan dikelola anak usaha PT Pelita Indonesia Djaya Corporation.
Kelima, Pelni bakal mengerek tarif yang belum naik sejak 2009. Namun, rencana ini masih tertahan di Kementerian Perhubungan.
Keenam, Pelni bakal menambah 10 kapal dengan dana sekitar Rp 450 miliar. Ketujuh, Pelni berupaya mendongkrak kinerja RS Pelni dengan menggenjot tingkat keterisian dari 50%-60% tahun lalu, menjadi 70%-80% pada tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News