Reporter: Petrus Dabu | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus menambah pemasangan sistem kendaraan angkutan umum pengguna alat kendali konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi atau RFID (Radio Frequency Identification).
Selain jumlah kendaraan, rencananya cakupan wilayah juga akan diperluas. Tak hanya di Jakarta, tahun depan rencananya akan merambah hingga ke seluruh kota di Jawa dan Bali. Paling tidak di tiap kota minimal RFID terpasang di lima SPBU dan di 1.000 unit kendaraan.
Hari ini (20/10), RFID dipasang ke 254 unit mikrolet M-01 jurusan Senen-Kampung Melayu, Jakarta. Alat kendali sebagai detektor juga dipasang di empat Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU) yang dilalui mikrolet-mikrolet tersebut, yaitu di Jatinegara Timur, Jatinegara Barat, dan dua SPBU di Matraman. Targetnya RFID sudah terpasang di 3.000 kendaraan angkutan umum di DKI Jakarta hingga akhir 2011.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Evita Legowo, mengatakan, kendaraan umum yang sudah dipasang RFID ini tidak boleh menggunakan premium lebih dari kuota yang ditetapkan yaitu 50 liter per hari.
"Kuotanya saat ini masih 50 liter per hari, tapi nanti akan ada penyesuaian sesuai dengan kebutuhan," ujar Evita di Jakarta, Kamis. Total angkutan umum di DKI Jakarta saat ini sekitar 14.000 unit. Tahun depan kendaraan-kendaraan ini juga akan dipasang RFID.
Evita mengatakan, apabila tidak ada upaya pengendalian, konsumsi BBM bersubsidi dipastikan akan melebihi kuota yang ditetapkan pemerintah.
"Kalau dibiarkan berdasarkan statistik dalam lima tahun terakhir maka konsumsi BBM tahun depan bisa sampai 43,7 juta kilo liter. Padahal DPR baru menyetujui 40 juta KL, dan diminta mengurangi konsumsi sebanyak 2,5 juta KL," ujar Evita.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News