Reporter: Agung Hidayat, Lita Febriani | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana pemerintah untuk memanfaatkan karet sebagai bahan campuran aspal untuk pembangunan jalan di daerah-daerah diapresiasi positif industri aspal. Adapun pemerintah berharap pembangunan jalan beraspal campuran karet itu mulai dilakukan tahun 2019.
Plt. Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil dan Aneka (IKTA) Kementerian Perindustrian (Kemprin) Achmad Sigit Dwiwahjono Senin (21/1) menjabarkan, pembangunan jalan beraspal campuran karet ini akan mengisi banyak jalan di Indonesia. Dengan menggunakan kandungan karet dalam aspal ini, diperkirakan akan ada 380.000 kilometer (km) jalan beraspal yang bisa dibangun.
Jalan sepanjang ratusan ribu kilometer tersebut, diyakini akan bisa menyerap produksi karet di dalam negeri. Sebab produksi karet tengah berlebih karena permintaan pasar yang berkurang.
Menanggapi hal tersebut, PT Pertamina (Persero) yang memiliki anak usaha produsen aspal bernama PT Pertamina Bitumen menyambut baik rencana pemerintah. Manager External Communication Pertamina Arya Dwi Paramita menerangkan dalam bisnis Bitumen, Pertamina memang masih memasarkan produk aspal dari minyak.
"Namun sesuai dengan perkembangan, kami juga terus melakukan kajian dan penelitian agar produk kami sesuai dengan perkembangan pasar saat ini," katanya kepada Kontan.co.id, Selasa (22/1). Termasuk aspal karet, tambahnya, Pertamina Bitumen bakal berencana melangsungkan bekerjasama dengan lembaga penelitian yang kemudian akan dilanjutkan untuk evaluasi komersial bisnisnya.
Sekadar informasi, Pertamina Bitumen ialah produsen aspal terbesar di Indonesia saat ini. Dari permintaan aspal nasional tiap tahunnya mencapai 1,5 juta ton, Pertamina Bitumen tercatat memiliki kapasitas produksi mencapai 600.000 ton per tahun dan memiliki jaringan distribusi yang tersebar luas bekerjasama dengan distributor lokal mampu menjangkau seluruh daerah.
Pasar aspal tetap bertumbuh
Pengembangan aspal dengan bahan campuran alternatif sebelumnya telah banyak dilakukan. Sebut saja PT Wijaya Karya Bitumen (Wika Bitumen) pada awal tahun lalu sudah menjajaki kerja sama dengan Pertamina dalam pembuatan aspal buton (asbuton) hibrida.
Adapun produk asbuton hibrida ini merupakan perpaduan antara aspal buton dengan decant oil milik PT Pertamina. Selain aspal buton hibrida, Wika Bitumen pun menjalin kerja sama untuk pengembangan produk aspal cair. Rencananya, cairan hasil ekstraksi aspal milik Wika Bitumen akan digunakan untuk proyek-proyek kilang Pertamina.
Sebagai anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), Wika Bitumen berencana menjadi perusahaan pengolah aspal setelah sebelumnya hanya menjalankan bisnis penjualan raw material atau bahan baku aspal. Manajemen melihat potensi pasar aspal di dalam negeri sangat besar sejalan dengan banyaknya pembangunan proyek-proyek infrastruktur, sementara produksi aspal lokal masih sangat kecil sehingga Indonesia masih sangat tergantung pada impor.
Wika Bitumen tengah melakukan pembangunan pabrik aspal di Buton dengan kapasitas 2.000 ton. Perseroan juga akan mendirikan dua pabrik lagi bekerjasama dengan mitra strategis. Salah satunya dengan investor asal China mendirikan pabrik pengolahan aspal di Buton. Tahap awal, perusahaan mengembangkan pabrik dengan kapasitas 60.000 ton yang beroperasi di tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News