Reporter: Handoyo | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Nasib lahan penggaraman PT Cheetham Garam Indonesia di Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT) masih terkatung-katung. Padahal, rencana pembangunan lahan penggaraman terintegrasi tersebut sudah diwacanakan sejak tiga tahun lalu.
Arthur Tanudjaja, Presiden Direktur Cheetam mengatakan, dari total lahan seluas 1.050 hektare (ha) yang direncanakan, kini Cheetham tinggal menunggu pemberian status hak guna usaha (HGU) atas tanah seluas 770 ha. "Kita minta adanya percepatan, sudah hampir tiga tahun," kata Arthur beberapa waktu lalu.
Bila masalah lahan tersebut dapat segera direalisasikan, Arthur bilang pembangunan areal penggaraman tersebut dapat segera dibangun. Catatan saja untuk membangun areal penggaraman tersebut dibutuhkan waktu hingga 18 bulan.
Arthur bilang, dengan teknologi yang akan dipakai, nantinya produksi garam diareal lahan penggaraman yang dibangun Cheetham akan mencapai sekitar 200.000 ton-240.000 ton per musim. Teknologi tersebut di datangkan dari beberapa negara seperti Australia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News