Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembangunan Proyek Train 3 LNG Tangguh masih bergulir. Dalam kunjungannya ke lokasi proyek pembangunan proyek yang berlokasi di Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat itu, Direktur Jenderal Minyak Dan Gas Bumi Tutuka Ariadji mengungkapkan bahwa kemajuan pembangunan Proyek Train 3 LNG Tangguh sudah mencapai 90% lebih.
Dengan capaian itu, ia optimistis pembangunan train 3 akan selesai pada waktu yang telah disepakati, yakni ada bulan Maret 2023 mendatang.
“Tetapi ada dua hal yang menjadi konsen karena itu bisa menjadi kendala saat progress tidak tercapai pada waktunya. Jadi jika ingin progres pembangunan train 3 selesai pada waktunya maka dua critical tersebut harus diselesaikan," tandas Tutuka sebagaimana dikutip dari siaran pers (21/6).
Seperti diketahui, Proyek LNG Tangguh merupakan proyek produksi dan penjualan LNG yang telah direalisasikan dalam bentuk joint ventures antara British Petroleum sebagai operator, pemerintah Indonesia, kontraktor, dan, khususnya masyarakat lokal Papua Barat.
Baca Juga: Insiden Tertangani, Tangguh Train I Sudah Beroperasi Normal
Proyek ini menghasilkan LNG dari ladang gas Wiriagar, Berau, dan Muturi, di Teluk Bintuni, Papua Barat dengan luas 5.966,9 km2. Di tahun 2021, produksi Gas Bumi Rata-rata Lapangan Tangguh mencapai sebesar 1.312 MMSCFD, sementara status per 14 Juni 2022 tercatat sebesar 1.162 MMSCFD.
Produksi LNG dimulai pada Juni 2009. Kargo LNG pertama dikirim pada Juli 2009. Proyek LNG Tangguh menghasilkan 7,6 juta ton LNG setiap tahunnya melalui Train 1 dan 2.
Saat ini sedang dikembangkan proyek Train 3, dengan estimasi nilai investasi sebesar US$ 8,9 miliar. Train 3 diproyeksi bakal menghasilkan 3,8 juta ton LNG per tahun. Hasil produksi Train 3 akan diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan gas domestik termasuk untuk pembangkit listrik PT PLN (Persero).
Kepala Satuan Kerja Hulu Minyak Dan Gas Bumi (SKK Migas), Dwi Soetjipto menyoroti dua area kritis yang harus diprioritaskan untuk segera diselesaikan pekerjaannya agar target penyelesaian Proyek Train 3 dapat selesai tepat waktu. Kedua area meliputi area degreasing di unit agru dan area kompresor.
"Kedua area ini membutuhkan pekerja tambahan dan itu yang kita harapkan kepada EPC Contractor dan untuk bisa menyiapkan pekerja lebih banyak dan memprioritaskan untuk bisa segera diselesaikan," jelas Dwi.
Baca Juga: Proyek Tangguh LNG Akan Menyumbang Rp 130 Miliar ke Pendapatan SKRN Tahun Ini
BP Regional president Asia Pacific, Nader Zaki mengatakan, pihaknya berfokus tetap melanjutkan pekerjaan proyek dan menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan kritis agar dapat memastikan penyelesaian proyek Tangguh Train 3 dengan aman.
“Kami amat bangga terhadap kegigihan 12.000 pekerja kami di lapangan yang terus mendorong diri untuk melanjutkan pekerjaan proyek Train 3 dan di saat yang bersamaan, mengoperasikan lapangan penghasil gas terbesar di Indonesia," ucap Nader.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News