kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.510.000   -4.000   -0,26%
  • USD/IDR 15.565   -65,00   -0,42%
  • IDX 7.789   16,39   0,21%
  • KOMPAS100 1.206   -1,84   -0,15%
  • LQ45 954   -7,01   -0,73%
  • ISSI 236   1,17   0,50%
  • IDX30 492   -2,07   -0,42%
  • IDXHIDIV20 588   -4,32   -0,73%
  • IDX80 137   -0,37   -0,27%
  • IDXV30 143   0,88   0,62%
  • IDXQ30 163   -1,25   -0,76%

Pemerah sapi lokal belajar teknik Selandia Baru


Kamis, 26 Februari 2015 / 18:36 WIB
Pemerah sapi lokal belajar teknik Selandia Baru
ILUSTRASI. Ilustrasi Reasuransi. Foto Dok?Shutterstock


Reporter: Mona Tobing | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Indonesia masih bergantung pada pasokan susu impor. Kondisi ini terjadi karena pengelolaan peternakan sapi perah dalam negeri belum tergarap secara profesional, sehingga produktivitas susu sapi nasional rendah.

Beberapa cara mengelola sapi di Selandia Baru kini menjadi patokan bagi peternak lokal. Misalnya, peternak Selandia Baru yang mementingkan manajemen perawatan dan kesehatan hewan ternak. Plus, adanya sistem formal untuk mencatat temperatur ternak dan produksi susu.

Hasilnya, sapi asal Selandia Baru mampu meningkatkan kualitas susu jika produksi harian susu dari sebelumnya lima liter menjadi tujuh liter per hari.

Denny Mahakara, peternak sapi perah yang juga peserta Fonterra Dairy Scholarship menyebut dua kunci keberhasilan peternakan sapi perah. Pertama, memiliki manajemen perencanaan pakan. Kedua, kebersihan juga menjadi motor pendorong kualitas susu sapi perahan. 

"Misalnya, sapi harus menggunakan handuk pembersih sendiri. Juga, membersihkan puting sapi setelah pemerahan. Hasilnya, produksi susu naik dan kualitas susu yang lebih baik,” jelas Denny pada Kamis (26/2).

Direktur Scientific and Regulatory Affairs Fonterra Brands Indonesia, Afiffudin, mengatakan perusahaan berkomitmen membantu komunitas sapi perah. 

“Para peternak sapi perah dari program Fonterra Dairy Scholarship tahun 2013 merasakan peningkatan produksi dan standar kualitas seiring dengan pengurangan biaya operasional sebagai hasil penerapan ilmu yang diperolah dari pelatihan," ujar Afiffdudin. 

Kondisi ini bukan tidak mungkin mampu meningkatkan produksi susu nasional yang masih minim. Dewan Persusuan Nasional mencatat setiap hari kebutuhan susu nasional mencapai 10.000 ton. Dari kebutuhan tersebut, peternak sapi lokal menyumbang sekitar 1.800 ton hingga 2.000 ton setiap hari. Sementara sekitar 8.000 ton susu harus impor. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM) Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet

[X]
×