kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45925,72   -5,64   -0.61%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah berupaya gali peluang pengembangan EBT di era kenormalan baru


Selasa, 16 Juni 2020 / 07:57 WIB
Pemerintah berupaya gali peluang pengembangan EBT di era kenormalan baru
ILUSTRASI. PLN kejar proyek EBT


Reporter: Dimas Andi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia kini mulai memasuki era kenormalan baru yang menuntut masyarakat untuk mengubah kebiasaan dan perilaku yang baru berbasis pada adaptasi agar aktivitas bisa tetap berjalan di tengah pandemi Covid-19.

Wabah Corona dan perubahan tatanan tersebut tentu berdampak luas bagi banyak sektor. Pasalnya, perubahan aktivitas masyarakat tersebut membuat dunia usaha sepi, seperti bidang pariwisata, transportasi online, penjualan retail, dan termasuk di sektor energi.

Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang cukup signifikan bagi kondisi keenergian tanah air termasuk energi baru dan terbarukan (EBT). Fenomena demikian tak hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga terjadi secara global.

Baca Juga: Temui sejumlah kendala, Kementerian ESDM belum revisi target panas bumi tahun ini

Merujuk pada studi internasional, saat ini terjadi penurunan konsumsi listrik 3%--10% bahkan ada yang lebih. Khusus di Indonesia, informasi yang diperoleh dari PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menunjukkan bahwa di Pulau Jawa saja konsumsi listriknya turun hampir 10%.

Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian ESDM Harris Yahya mengatakan, masyarakat pada dasarnya perlu memahami dan belajar dalam kondisi kenormalan baru lantaran banyak hal berubah.

Di tengah era kenormalan baru, pemerintah sedang berupaya menggali permintaan EBT untuk pengembangan klaster ekonomi maritim.

“Lebih baik melihat peluang ke depan (untuk ketahanan energi nasional), daripada selalu terbelenggu dengan tantangan lama,” ujar dia dalam siaran pers di situs Ditjen EBTKE Kementerian ESDM, Senin (15/6).

Harris menyoroti upaya Kementerian ESDM saat ini dalam mengurangi subsidi jangka panjang, menurunkan biaya listrik, dan meningkatkan peran energi terbarukan.

Ia mengungkapkan, saat ini bauran EBT baru sampai di angka 9,15%, namun trennya naik cukup tinggi dalam 10 tahun terakhir. Artinya ada perkembangan yang terlihat, walau capaian target bauran EBT sebanyak 23% masih jauh.

Pengembangan EBT di sektor pembangkit juga mengalami kenaikan cukup signifikan, dari sekitar 5.800 megawatt (MW) di tahun 2008 menjadi sekitar 10.300 MW di tahun 2019.

Baca Juga: PT PJB akselerasi pemanfaatan EBT melalui Co-Firing biomassa




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×