kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah Cuatkan Sinyal Impor Gula


Selasa, 18 Mei 2010 / 20:11 WIB
Pemerintah Cuatkan Sinyal Impor Gula


Reporter: Asnil Bambani Amri |


JAKARTA. Pemerintah memberikan sinyal bakal mengimpor raw sugar (gula mentah) bila terjadi kekurangan stok gula kristal putih hingga akhir tahun 2010. Sinyal pemberian impor raw sugar tersebut mencuat agar tidak mengulang proses impor yang dilakukan tahun 2009 yang dilakukan secara tergesa-gesa dan membuat pemerintah kelabakan.

Deputi menko Perekonomian Bidang Pertanian dan Kelauatan Diah Maulida menyebutkan, penghitungan neraca gula tahun ini akan mengalami perbedaan dibandingkan tahun sebelumnya. Pemerintah tidak menjadikan produksi gula sebesar 2,7 juta ton sebagai patokan, karena hitungan tahun 2009 hitungan tersebut ternyata tidak sesuai dengan produksi seungguhnya.

“Tahun lalu hitungannya 2,7 juta ton yang direncanakan, tapi itu meleset, akhirnya impor gula kristal putih (GKP),” kata Diah Maulida di Jakarta, Selasa (18/5). Saat itu, imbuhnya, produksi gula nasional tidak sesuai dengan proyeksi awal tahun. Dus, pemerintah mengeluarkan kebijakan impor GKP saat harga berada dilevel tertinggi.

Nah, tahun ini, rapat koordinasi gula memutuskan agar hitungan data produksi gula nasional sebesar 2,7 juta ton menjadi data acuan untuk menghitung besarnya impor. “Kita anggap melesetnya itu 5% (dari 2,7 juta ton), sekitar itulah,” jelas Diah. Jika impor dilakukan 5% dari kebutuhan 2,7 juta ton, maka impor raw sugar dimungkinakan setara 135 ribu ton dalam bentuk GKP.

Hanya saja, bila nantinya pemerintah memutuskan untuk mengeluarkan kebijakan impor, maka izin impornya hanya untuk raw sugar, bukan GKP. Sementara itu, waktu impor akan dilakukan pada saat terjadi iddle capacity dipabrik gula yang sedang giling, di waktu awal awal musim giling, atau pada waktu masa terakhir musim giling.

Diah bilang, jika raw sugar itu diimpor diawal atau masa musim giling maka produsen bisa mengabungkan raw sugar itu dengan hasil panen untuk menghemat bahan bakar. Sementara impor raw sugar tersebut tidak bisa dilakukan pada masa panen puncak, karena mesin sudah bekerja secara maksimal sehingga tidak bisa menampung raw sugar impor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×