kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah didesak untuk segera beralih dari pembangkit fosil ke pembangkit EBT


Jumat, 14 Agustus 2020 / 15:47 WIB
Pemerintah didesak untuk segera beralih dari pembangkit fosil ke pembangkit EBT
ILUSTRASI. Pembangkit listrik dengan energi baru terbarukan


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi dan pengamat mendesak pemerintah untuk mulai mengambil langkah transisi pembangkit fosil tua ke pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT).

Direktur Eksekutif Institute for Essential Service Reform (IESR) Fabby Tumiwa menuturkan, merujuk studi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), transisi ke pembangkit EBT bakal mendorong ekonomi Indonesia tumbuh di atas 6%.

"Untuk keluar dari middle income trap dan memanfaatkan bonus integrasi maka strategi mengurangi gas rumah kaca (secara) ambisius dengan mendorong EBT lebih besar adalah keniscayaan," kata dia dalam diskusi virtual, Jumat (14/8).

Baca Juga: Kementerian ESDM: Perlu ada akselerasi demi kejar target bauran EBT 23%

Fabby melanjutkan, sektor kelistrikan berkontribusi cukup besar dalam menghasilkan emisi gas rumah kaca. Adapun, sumbangsih terbesar berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

Ia memastikan demi mencapai komitmen pengurangan emisi dalam Paris Agreement maka perlu ada transisi PLTU secara bertahap.

"Demi cegah kenaikan temperatur di bawah 2 derajat, diperlukan phase out pembangkit batubara sebelum 2050. Tanpa itu kita (tetap) berada di 3 derajat," terang Fabby.




TERBARU

[X]
×