kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah didesak untuk segera beralih dari pembangkit fosil ke pembangkit EBT


Jumat, 14 Agustus 2020 / 15:47 WIB
Pemerintah didesak untuk segera beralih dari pembangkit fosil ke pembangkit EBT
ILUSTRASI. Pembangkit listrik dengan energi baru terbarukan


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

Lebih jelas dia bilang, saat ini tercatat ada 2.135 uit pembangkit fosil tua dengan kapasitas 13.345,1 Mega Watt (MW) yang telah beroperasi di atas 15 tahun. Dari besaran tersebut, PLTU sebanyak 23 unit berkapasitas 5.655 MW, PLTGU 46 unit berkapasitas 5.912,2 MW, dan PLTD 2.246 unit berkapasitas 1.777,9 MW.

Ia menyebut, transisi pembangkit fosil tua perlu dibarengi dengan pengembangan EBT secara masif.

"Pengembangan EBT sebagai stimulus ekonomi efektif pasca Covid-19, (punya) multiplier effect yang besar dan turunkan emisi gas rumah kaca," ujar Fabby.

Baca Juga: Menteri ESDM soroti pengembangan bioenergi dan energi samudera dalam pemanfaatan EBT

Senada, Masyarakat Energi Baru Terbarukan Indonesia (METI) menilai perlu ada transisi demi mencapai target penurunan emisi karbon sebesar 29% sesuaikomitmen Indonesia dalam Paris Agreement.

Ketua Umum METI Surya Darma mengungkapkan perlu ada kajian sejumlah proyek pembangkit dalam megaproyek 35.000 MW yang mengalami kendala selama pandemi covid-19.

"Misalnya  program 35.000 MW dilanjutkan semuanya atau ada yang perlu di hold sesuai perkembangan covid-19 yang terdampak. Kalau ini di hold ada beberapa, mungkin bisa dilanjutkan dan renegosiasi ulang atau benar benar diganti pembangkit EBT," ungkap Surya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×