kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pemerintah diminta antisipasi penurunan mutu gabah selama La Nina


Senin, 26 Oktober 2020 / 19:52 WIB
Pemerintah diminta antisipasi penurunan mutu gabah selama La Nina
ILUSTRASI. Sejumlah petani memanen padi di Kampung Pasir Gadung, Kasemen, Serang, Banten, Senin (31/8/2020).


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sudah melaporkan La Nina tengah berkembang dan diperkirakan berlangsung hingga April 2021.

Adanya La Nina ini pun menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi jumlah hujan bulanan di Indonesia hingga 40% di atas normal.

Dengan adanya La Nina ini, Pengamat Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) sekaligus Ketua Umum Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) Dwi Andreas meminta agar pemerintah mengantisipasi penurunan gabah pada pada Januari-Februari 2021.

Menurut dia, hal itu perlu diantisipasi karena akibat La Nina biasanya terjadi banjir di Januari dan Februari.

Baca Juga: Cuaca besok di Jawa dan Bali: Bandung hujan sedang, Surabaya hujan petir

"Januari dan Februari itu sudah banyak yang panen karena sekarang ini sudah mulai tanam. Jadi panen Februari itu perlu diantisipasi betul-betul karena dampaknya menyebabkan mutu gabah menurun tajam," kata Dwi kepada Kontan, Senin (26/10).

Menurutnya, menurunnya mutu gabah tersebut akibat kondisi gabah yang basah usai panen pertama. Dengan mutu gabah yang menurun, maka ini akan berdampak pada turunnya harga di tingkat usaha tani.

"Itu yang harus di dibantu pemerintah, jadi siap-siap dari sekarang. Itu yang penting," kata Dwi.

Dia juga mengatakan, hal yang perlu diperbaiki di tengah La Nina ini adalah asuransi pertanian. Pasalnya, pada awal tahun 2019, dia menemukan masih ada petani yang tidak bisa mengajukan klaim karena berbagai alasan.

Namun dia tetap menyarankan agar petani memiliki asuransi pertanian untuk mengantisipasi dampak gagal panen akibat banjir di sekitar Januari-Februari.

Baca Juga: Ini strategi Mentan Yasin Limpo antisipasi dampak La Nina

Meski La Nina bisa menyebabkan banjir juga menyebabkan gagal panen, tetapi Dwi mengatakan dampak negatif tersebut tidak lebih besar dari dampak positif yang dihasilkan. Dwi menjelaskan, adanya La Nina justru berdampak positif pada produksi beras karena produksinya bisa meningkat.

"Jadi La Nina hampir selalu menyebabkan produksi meningkat. El Nino sebaliknya, hampir selalu menyebabkan produksi turun," jelasnya.

Peningkatan produksi ini lantaran tanaman padi membutuhkan air. Dia juga mengatakan, dengan peningkatan curah hujan, wilayah-wilayah yang tadah hujan bisa melakukan tanam sampai dua kali.

Dengan begitu, petani yang sudah melakukan penanaman di Oktober, mereka bisa melakukan panen di Januari-Februari, lalu bisa dilakukan penanaman kembali pada Januari.

Selanjutnya: Mewaspadai Kelangkaan Beras

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×