kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pemerintah dinilai gagal negosiasi jelang MEA


Sabtu, 07 Juni 2014 / 23:00 WIB
Pemerintah dinilai gagal negosiasi jelang MEA
ILUSTRASI. Jangan simpan di pintu kulkas, inilah sederet cara tepat simpan susu agar tak cepat basi (Dok/Mashed)


Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Ketua Aliansi Rakyat Merdeka yang juga mantan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Jumhur Hidayat menilai, pemerintah telah gagal dalam negoisasi liberalisasi ketenagakerjaan dalam Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Kegagalan tersebut karena dalam kesepakatan MEA hanya orang atau pekerja yang sangat ahli saja yang boleh bekerja di lintas negara-negara Asean. "Saya katakan Pemerintah telah gagal dalam negosiasi liberalisasi ketenagakerjaan. Karena yang boleh bekerja di negara-negara Asean hanya pekerja yang sangat ahli," ujar Jumhur Hidayat di Jakarta, Sabtu (7/6). 

Jumhur menjelaskan, kelemahan tenaga kerja Indonesia saat ini adalah mengenai soft skill yaitu masalah bahasa. Karena itu, tenaga kerja Indonesia dianggap tidak mampu menjalin komunikasi yang baik dengan kehidupan global oleh negara atau perusahan-perusahaan asing.

Tugas pemerintah, menurut Jumhur, seharusnya memperjuangkan para pekerja Indonesia agar tidak tergerus arus masuknya pekerja asing ke Indonesia setelah MEA diterapkan tahun 2015. Jumhur mengingatkan, para pekerja dari negara Asean lain masuk dan akan bersaing mendapatkan pekerjaan di Indonesia. 

Atas dasar itu, para pekerja Indonesia di himbau agar terus belajar bahasa Inggris agar tidak kalah bersaing dengan pekerja dari negara Asean lainnya. "Fakta mereka bsa masuk ke Indonesia dengan mudah, nah ini masalah tenaga kerja Indonesia. Kalauhard skill orang Indonesia itu luar biasa, misalnya insinyur, dia jago ngelas tapi kalau di suruh menjelaskan ngelas yang baik pakai bahasa inggris gak bisa. tapi soft skil seperti bahasa tidak baik," tandasnya. (Yoga Sukmana)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×