kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah dorong insentif untuk industri farmasi, begini tanggapan Indofarma (INAF)


Jumat, 12 November 2021 / 19:41 WIB
Pemerintah dorong insentif untuk industri farmasi, begini tanggapan Indofarma (INAF)
ILUSTRASI. Penjualan Indofarma tumbuh. Suasana di pabrik farmasi PT Indofarma Tbk (INAF) di Cibitung, Jawa Barat (10/4). Pemerintah dorong insentif untuk industri farmasi, begini tanggapan Indofarma (INAF).


Reporter: Vina Elvira | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Emiten farmasi, PT Indofarma Tbk (INAF) mengatakan, insentif tambahan dari pemerintah untuk membangun industri Bahan Baku Obat (BBO) di Tanah Air dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi para investor.  

Sekretaris Perusahaan Indofarma Wardjoko Sumedi menuturkan,  selama ini investor industri BBO di Indonesia masih cukup terbatas jumlahnya. Terlebih, dana yang dibutuhkan untuk investasi di industri ini pun tidak sedikit. 

"Dengan tambahan insentif dari pemerintah untuk membangun industri BBO tentu menjadi daya tarik bagi investor, seperti pemberian insentif pembebasan pajak," tutur Wardjoko kepada Kontan.co.id, Jumat (12/11). 

Lebih jauh dia memaparkan, bisnis industri farmasi Indonesia saat ini masih didominasi oleh industri pembuatan obat copy dengan bahan baku impor. Dengan begitu, pengembangan industri BBO tentunya dapat menguntungkan industri farmasi lokal yang selama ini masih bergantung pada bahan baku impor. 

Baca Juga: Lalu Lintas Jalan Tol Kembali Padat, Kinerja Jasa Marga (JSMR) Bakal Menanjak

"Seperti yang kita ketahui, bahwa sekitar lebih dari 90% bahan baku yang digunakan oleh industri farmasi adalah impor dari berbagai negara seperti China 60%, India 30% dan Eropa 10%," jelasnya. 

Nah, melalui peningkatan kemandirian industri farmasi nasional ini diharapkan dapat menekan harga bahan baku obat, sehingga berimbas pada penurunan harga produk jadi serta dapat meningkatkan daya beli yang tinggi. 

Selain itu, dapat juga menekan impor bahan baku serta meningkatkan nilai TKDN sehingga menghemat devisa negara.

"Peningkatan kemandirian industri farmasi juga membuat harga produk farmasi dalam negeri menjadi lebih kompetitif, serta menghindari kejadian terhambatnya pasokan bahan baku sebagaimana terjadi pada saat pandemi Covid-19," ujar Wardjoko. 

Sebelumnya, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan menuturkan bahwa pemerintah akan meluncurkan insentif bagi industri farmasi. 

Agenda tersebut dimaksudkan untuk mendorong investasi di sektor farmasi serta kemandirian dan ketahanan industri farmasi di Tanah Air. 

Menurut Luhut, pemerintah ingin mendorong skema insentif yang lebih baik lagi. Seperti pemberian tax holiday (tax holiday) yang lebih menarik hingga kawasan industri untuk sektor industri farmasi sehingga dapat terbentuk ekosistem produksi yang lebih baik. 

Selanjutnya: Di tengah turunnya kasus Covid-19, intip rekemondasi saham emiten farmasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×