kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pemerintah dorong kendaraan listrik, begini kontribusi PLN dan Pertamina


Senin, 15 Februari 2021 / 17:53 WIB
Pemerintah dorong kendaraan listrik, begini kontribusi PLN dan Pertamina
ILUSTRASI. Driver menggunakan aplikasi PLN charge.IN saat mengisi baterai di SPKLU PLN


Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah berencana mendorong industri kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) dalam beberapa tahun mendatang.

Yang terbaru, pemerintah melalui sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bakal membentuk Indonesia Battery Holding (IBH) melalui konsorsium yang beranggotakan empat BUMN, yakni Mining Industry Indonesia (MIND ID), PT Aneka Tambang Tbk (Antam), PT PLN (Persero) dan PT Pertamina (Persero).

Executive Vice President Corporate Communication & CSR PLN Agung Murdifi memastikan PLN siap menjalankan penugasan dari Kementerian BUMN.

"Peran PLN berada di sisi Hilir, yakni di sisi Mid Stream, berupa Cell dan Pack Battery akan dimanfaatkan PLN untuk membuat Energy Storage System (ESS) dan Power Quality," ujar Agung kepada Kontan.co.id, Minggu (14/2).

Agung melanjutkan, secara umum demi mendorong industri kendaraan listrik sesuai Peraturan Presiden dan Peraturan Menteri ESDM No.13 Tahun 2020, PLN mendapatkan penugasan dalam penyediaan infrastruktur pengisian kendaraan listrik.

Baca Juga: Beri relaksasi PPnBM untuk mobil, pemerintah tetap jamin dorong kendaraan listrik

Agung menerangkan hingga tahun 2030 mendatang, PLN ditargetkan membangun 24.720 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).

"Pada Tahun 2021 ini, PLN ditargetkan membangun 57 hingga 60 unit SPKLU," kata Agung.

Selain itu, dalam mendorong ekosistem Kendaraan Listrik Bermotor Berbasis Baterai (KBLBB), Agung mengungkapkan PLN akan memberikan stimulus berupa diskon 30% bagi pengguna kendaraan listrik.

Adapun, insentif diskon tarif tenaga listrik tersebut diberikan bagi pengguna kendaraan listrik yang melakukan pengisian daya kendaraan listriknya di rumah pada pukul 22.00–05.00 (7 jam) dengan layanan home charging yang terkoneksi dengan PLN. Charging from Home (CFH ) lebih aman, mudah, dan murah dalam berkendara.

Tak sampai disitu, Agung menambahkan, PLN juga telah berinovasi dengan menyediakan aplikasi Charge.IN untuk mempermudah pengisian kendaraan listrik berbasis baterai.

Sementara itu, Dalam rangka pengembangan ekosistem dan pembangunan EV battery di Indonesia, BUMN akan menjalankan tujuh tahapan penting, yakni mining, refining, precursor plant, cathode plant, battery cell, battery pack, dan recycling.

Pertamina akan bergerak pada empat lini tengah yakni, precursor, cathode, battery cell, dan battery pack. Sementara pada tahap recycling, Pertamina akan bersinergi dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Adapun di sektor hulu, akan menjadi lingkup kerja PT Antam Tbk bersama PT Inalum.

Baca Juga: Bukan hal baru, pembebasan PPnBM sudah berlaku untuk mobil listrik

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan, Pertamina akan memastikan tahapan dan langkah dalam pengembangan EV Battery berjalan dengan baik. Pada tahun 2021, Pertamina beserta tiga BUMN lainnya akan membentuk perusahaan patungan (Joint Venture) Indonesia Battery Corporation/IBC.

Pertamina juga sudah bekerjasama dengan dua perusahaan global dan sedang menjajaki kerja sama dengan perusahaan lainnya.

“Pengembangan industri baterai yang potensi besar di Indonesia itu ada dua yakni untuk mobility, khususnya two wheels atau motor yang potensinya lebih cepat dibandingkan four wheels,” kata Nicke, Sabtu (13/2).

Asal tahu saja, nilai investasi untuk mengembangkan industri baterai EV dari hulu sampai hilir dengan kapasitas cell hingga 140 Gigawatt hour (GWh), membutuhkan dana sekitar US$ 13,4 miliar hingga US$ 17,4 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×