Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendorong pembangunan proyek transmisi listrik di dalam Pulau Sumatra untuk memaksimalkan potensi Energi Baru Terbarukan (EBT).
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif menyatakan pembangunan transmisi yang menyambung Sumatra Selatan dan Sumatra Utara bisa memaksimalkan pemanfaatan sumber pembangkit air di sana.
“Ke depan Sumatra Utara tidak perlu lagi mengirimkan gas alam cair (LNG) dari Papua karena bisa menggunakan sumber energi yang ada,” jelasnya di Gedung Kementerian ESDM, Selasa (21/11).
Baca Juga: Dana Hibah Pendanaan JETP Bertambah, Simak Gambaran Alokasinya
Arifin manyatakan, setiap tahunnya sebanyak 16 kargo sampai17 kargo LNG dibakar di Sumatra Utara, sedangkan banyak sumber PLTA menunggu perjanjian pembelian tenaga listrik alias Power Purchase Agreement (PPA). Hasil listrik dari pembangkit hidro itu akan dikoneksikan ke jaringan distribusi utama.
Optimalisasi listrik EBT di Sumatra juga diharapkan membuat tarif listrik di sana semakin kompetitif.
Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PT PLN, Evy Haryadi menyatakan, saat ini PLN sedang melakukan persiapan untuk proyek jaringan transmisi di Pulau Sumatra.
“Kalau persiapan kan banyak, kami lakukan Pra-Studi Kelayakan melihat kemungkinan jalur lewat mana, sumber energi terbarukan mana saja yang akan dikonesikan,” ujarnya ditemui di lokasi yang sama.
Baca Juga: Skema Power Wheeling Dalam RUU EBET Dinilai Tidak Mendesak
Adapun proyek jaringan listrik di Sumatra ini disebut Evy juga masuk ke dalam kerangka interkoneksi Jawa-Sumatera.
Dalam catatan sebelumnya, di dalam program Accelerated Renewabe Energy Development yang dirancang PLN, pihaknya akan membangun transmisi hijau (green enabling super grid) sepanjang 18.537 Kilo Meter Sirkuit (KMs). Proyeksi investasi yang dibutuhkan sekitar US$ 14 miliar di dalam periode 2023-2040.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News