Reporter: Nurmayanti |
JAKARTA. Tahun 2009, pesanan sepatu Nike dan Adidas menciut 10%. Upaya membantu pengusaha, Ketua Umum Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Eddy Wdjanarko minta pemerintah untuk melaksanakan beberapa hal. Mulai dari membuat kebijakan tentang ketenagakerjaan yang terintegrasi dan jelas. Kemudian jika mungkin menurunkan suku bunga perbankan. Dengan begitu, produsen sepatu dapat kembali memperoleh pesanan dengan maksimal.
Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Departemen Perindustrian Ansari Bukhari sebelumnya bilang, dampak krisis Amerika terhadap kinerja industri sepatu baru terlihat kemungkinan untuk pesanan pada 2009 yang akan dilakukan di awal Januari.
"Pada saat itu bisa terjadi penurunan order, tergantung perkembangan di Amerika. Namun demikian, untuk Indonesia diharapkan tidak terjadi penurunan order karena lonjakan produksi di Indonesia akan turun," kata Ansari. Sebab itu, pengusaha dan asosiasi sepatu secara lebih intensif melobi para pembeli agar tetap memberikan pesanan mereka kepada Indonesia.
Untuk catatan, pengusaha memperkirakan ekspor sepatu pada tahun depan bakal terpangkas 15% hingga 20% dari nilai perolehan tahun ini yang sebesar US$ 1,8 miliar. Amerika adalah tujuan utama ekspor sepatu Indonesia. Negara tujuan ekspor kedua adalah Uni Eropa. Tahun ini, total nilai ekspor sepatu sebesar US$ 1,6 miliar. Pasar Amerika mencuwil sebesar 60%, sementara Eropa menggaet 30% dan sisanya sebesar 10% ke negara lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News