Reporter: Abdul Wahid Fauzie |
JAKARTA. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) membuat produsen sepatu menderita kerugian. Sebabnya, pelemahan nilai tukar ini membuat biaya produksi makin membengkak lantaran impor bahan baku merangkak naik.
Padahal sejak September harga bahan baku telah dinaikkan oleh produsen sebesar 2%. "Biaya produksi naik sekitar 15%," kata Binsar Marpaung, Sekretaris Jenderal Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisinso), RABU (29/10).
Menurut Binsar, kenaikan bahan baku yang terjadi antara lain harga kulit, aksesori sepatu, kulit sintetis. Nah, impor ketiga bahan baku sepatu ini mencapai 60% dari produksi sepatu. Sementara, kontrak dengan para buyer tidak bisa diubah kembali. Sehingga, hal ini menggerus keuntungan produsen sepatu.
Untuk meminimalisasi kerugian, produsen sepatu baru bisa menegosiasikan harga sepatu tahun depan. Jika bisa melakukan negosiasi dengan baik maka kerugian pada tiga bulan terakhir akan mampu diatasi. Namun, semua akan sangat tergantung dari proses negosiasi kontrak yang berlangsung antara produsen dengan buyer.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Terkait
Investasi
BATA Beli Gedung Rp 47,2 Miliar
Industri
Order Sepatu dari Eropa Meningkat
Industri