kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   -25.000   -1,30%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Produsen Sepatu Sudah Hentikan Produksi


Selasa, 04 November 2008 / 15:10 WIB
Produsen Sepatu Sudah Hentikan Produksi


Reporter: Abdul Wahid Fauzie |

JAKARTA. Saat ini, produsen sepatu yang berlokasi di Jawa Barat sudah mulai menghentikan kegiatan produksinya. Hal ini terjadi akibat adanya ancaman penghentian order yang dilakukan oleh beberapa buyer.

 
Buyer yang berniat menghentikan order adalah buyer asal Australia dan Eropa. Buyer asal Australia tersebut adalah yang memegang merek Cherry dan NG. Niatan ini dilakukan akibat para buyer tersebut meminta penurunan harga. "Mereka meminta harga diturunkan, mungkin dari US$ 10 per pasang menjadi US$ 9 per pasang," kata Max Lukito, Ketua Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Jawa Barat, Selasa (4/11) ini.
 
Max bilang sedikitnya ada tiga perusahaan yang terancam berhenti berproduksi. Ketiga perusahaan tersebut adalah PT Daya Tugu Mitra, PT Torch Internasional, dan PT Fortunas. Penghentian produksi ini malah sudah dilakukan oleh PT Daya Tugu Mitra, perusahaan milik Max Lukito untuk pengiriman barang pada 2009.
 
Total produksi ketiga perusahaan tersebut adalah 63.000 pasang per bulan atau 756.000 per tahun. Nilai ekspor ketiga perusahaan tersebut diperkirakan mencapai US$ 7,5 juta. Perusahaan tersebut memiliki total karyawan sebanyak 5.000 orang. Nah, jika produksi ini terus berhenti, secara otomatis Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) tidak akan terelakkan lagi. "Pastinya akan ada lay off," tuturnya.
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×