kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah ingin menambah kilang minyak baru


Kamis, 14 April 2016 / 16:21 WIB
Pemerintah ingin menambah kilang minyak baru


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Kebutuhan terhadap produk minyak di Indonesia terus meningkat. Untuk itu, Pemerintah berencana menambah kilang baru untuk mengolah crude (minyak mentah) menjadi produk bahan bakar minyak (BBM).

Menurut Direktur Pengolahan Pertamina, Rachmad Hardadi, jika melihat prospek perkembangan ekonomi saat ini, maka kebutuhan pengolahan crude bisa mencapai 2,6 juta barel per hari. 

Sementara, saat ini kapasitas kilang Pertamina baru mencapai 850.000 barel per hari. Jika pembangunan empat kilang dalam proyek RDMP (Refining Development Masterplan Program) Pertamina selesai, maka jumlah kapasitas kilang di Indonesia baru mencapai 1,6 juta barel per hari.

Untuk itu, masih diperlukan pengolahan crude hingga 1 juta barel per hari yang setara dengan tiga atau empat kilang baru. Sementara saat ini pemerintah baru menyetujui pembangunan dua kilang baru, yaitu kilang Tuban dan kilang Bontang.

Namun, Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian ESDM, Setyorini Tri Hutami mengatakan, pemerintah memang ingin menambah kilang baru di luar kilang Tuban dan kilang Bontang. 

"Sementara dua dulu yang tanahnya sudah agak jelas. Soal keperluan memang butuh lebih dari dua dan kami inginnya seperti itu. Hanya biar realistis kami lakukan bertahap,"ujar Setyorini kepada KONTAN, Kamis (14/4).

Bahkan, agar tetap realistis, Setyorini menyebut pemerintah belum memutuskan mengenai rencana pembangunan kilang di Arun dan sorong. "Belum ada pembahasan lebih lanjut,"jelas Setyorini. 

Padahal, sebelumnya, Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja Puja mengatakan, pemerintah sedang membahas rencana pembangunan kilang di Arun, Aceh dan kilang di Sorong, Papua.

Sementara itu, proses untuk melakukan pembangunan kilang Tuban dan kilang Bontang pun masih terus berjalan. Rachmat mengatakan Pertamina akan segera mengumumkan mitra bisnis untuk pembangunan kilang Tuban pada akhir April 2016. 

Saat ini Pertamina sedang menyeleksi lima calon mitra strategis untuk membangun kilang Tuban yaitu Rosneft (Rusia), Saudi Aramco (Arab Saudi), China National Offshore Oil Corporation/CNOOC (China), Kuwait Petroleum International/KPI (Kuwait), dan konsorsium perusahaan Thailand yaitu PT TGC Thailand serta Thai Oil Thailand.

Diharapkan, pembangunan konstruksi kilang Tuban bisa dimulai pada 2018. Dengan begitu diharapkan pada tahun 2022 kilang Tuban sudah bisa beroperasi, yang bersamaan dengan pengoperasian pabrik petrokimia yang akan dibangun di sekitar kilang Tuban. 

Sedangkan untuk kilang Bontang saat ini prosesnya masih dalam tahapan market sounding.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×