kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.521.000   11.000   0,73%
  • USD/IDR 15.651   -50,00   -0,32%
  • IDX 7.778   -11,02   -0,14%
  • KOMPAS100 1.204   -2,23   -0,19%
  • LQ45 952   -2,11   -0,22%
  • ISSI 235   -0,81   -0,34%
  • IDX30 491   -0,71   -0,14%
  • IDXHIDIV20 586   -1,94   -0,33%
  • IDX80 137   -0,33   -0,24%
  • IDXV30 143   0,12   0,08%
  • IDXQ30 163   -0,36   -0,22%

Pemerintah kecewa dengan pembangkit listrik China


Rabu, 22 April 2015 / 16:43 WIB
Pemerintah kecewa dengan pembangkit listrik China
ILUSTRASI. Manfaat brokoli untuk kesehatan.


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Kapasitas pembangkit listrik yang masuk dalam Fast Track Progamme (FTP)-1 1 10.000 Megawatt (MW) yang dibangun kontraktor asal China dinilai sangat rendah. Pemerintah ingin PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menyewakan kembali atau lease back pembangkit-pembangkit tersebut kepada investor asal China.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said mengatakan, hal tersebut merupakan salah satu persoalan yang dibicarakan dalam kunjungan Presiden Joko Widodo ke Cina beberapa waktu lalu.

Saat ini kapasitas produksi pembangkit listrik yang dibangun kontraktor China hanya 50% hingga 60%. Kapasitas ini jauh lebih rendah daripada pembangkit listrik yang dikerjakan oleh kontraktor Jerman, Prancis, atau Amerika Serikat yang mencapai 75%-80%. Akibat rendahnya kapasitas produksi, distribusi listrik menjadi tidak maksimal.

Artinya, jika PLN membutuhkan listrik untuk 100 orang, yang buatan China ini hanya cukup untuk 50 orang. Namun nilai investasi sama besarnya (dengan pembangkit listrik lain) tapi performance berbeda.

"Karena itu kemudian pak Presiden pada waktu ke China mengatakan, itu pemerintah China mbok proyeknya ditengok. Karena anak-anak mereka yang kerja di sini itu menghasilkan pekerjaan kurang baik mutunya," terangnya di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (22/4).

Ia mengklaim, bahwa Pemerintah China merespons dengan baik, yang pada akhirnya mengirim Duta Besar China datang ke Indonesia bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Sofyan Djalil, dan menyatakan kesanggupan untuk memperbaikinya.

"Nah caranya, membeli seluruh proyek itu kemudian memperbaikinya. Kalau sudah baik kemudian akan disewakan ke PLN," jelasnya.

Sudirman menambahkan, kontraktor dari China tersebut akan bertanggung jawab untuk memperbaiki. "Kemudian setelah baik akan digunakan kembali oleh PLN. Belum tentu China semuanya, tetapi yang jelas PLN sedang melihat dari 5 BUMN China itu," pungkasnya.

Seperti diketahui, Proyek FTP-1 merupakan proyek pengerjaan pembangkit listrik 10.000 MW yang dimulai pada 2006 silam. Proyek ini merupakan kesempatan perdana pengerjaan pembangkit listrik dengan menggunakan teknologi asal China.

Sedangkan pada 2013 PLN telah memulai proyek FTP-2 di 98 lokasi dengan total kapasitas 10.047 megawatt. Dalam proyek tersebut 37 persen pembangkit listrik dibangun PLN, dan 63 persen sisanya dibangun oleh swasta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM) Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet

[X]
×