Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Kementrian Pertanian (Kemtan) akan menambah kuota impor bawang putih. Hal ini dilakukan untuk menjaga harga komoditas tersebut tidak terlalu tinggi.
Rusman Heriawan, Wakil Menteri Pertanian mengatakan, saat ini pihaknya sedang mengevaluasi berapa besar kenaikan kuota impor bawang putih yang unt8k Januari-Juni 2013 ditetapkan 150.000 ton. Ia bilang, produksi bawang putih lokal hanya 5%-10% daru kebutuhan. "Selebihnya impor," katanya.
Menurut Rusman, produksi lokal sedikit karena bawang putih merupakan tanaman subtropis. Karena itu kebijakan ini demi kepentingan konsumen. "Perlu lebih rasional dan ditata lebih longgar perdagangannya," katanya. Mengenai jumlahnya, Rusman belum mau mengatakan.
Sri Kuntarsih, Direktur Domestik Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Kemtan, berjanji segera mengeluarkan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) bawang putih.
Permintaan membuka keran impor diungkapkan Dewan Hortikultura Nasional (DHN). Tidak hanya bawang putih, DHN juga meminta kuota impor bawang merah yang di semester pertama ini 60.000 ton dinaikkan. Menurut Ketua DHN, Benny Kusbini, harga dua komoditas itu sudah tidak rasional.
Benny bilang, saat ini industri mie kesulitan mendapat pasokan bawang putih dan bawang merah, dan harganya sangat mahal. Sekarang harga bawang putih di kisaran Rp 30.000 per kg dari biasanya Rp 12.000 per kg dan bawang merah Rp 20.000 per kg.
“Sebaiknya saat ini diberikan impor sebanyak-banyaknya agar bisa turun ke Rp 10.000 per kg. Bawang merah juga karena industri sedang membutuhkan," kata Benny.
Tidak hanya harga tinggi, ketersediaan bawang merah dan putih juga sulit didapat Dari pengecekan ke Nusa Tenggara Barat, Probolinggo, dan Brebes, Benny bilang, pasokan bawang merah kosong. Dibuka di awal tahun, impor bawang merah dihentikan pada Juni hingga Desember.
Namun menurut Rusman, pelonggaran impor tidak akan berlaku untuk bawang merah. Pemerintah akan memperketat impor bawang merah karena potensi produksi lokal masih tinggi. "Kita punya potensi peningkatan produksi bahkan ekspor," ujarnya.
Rusman menambahkan, Indonesia akan bekerjasama dengan Filipina untuk menutupi kebutuhan bawang merah. Jika Indonesia kekurangan maka dipasok Filipina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News