Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menyambut musim tanam Oktober–Maret 2025/2026, pemerintah memastikan stok pupuk subsidi dalam kondisi aman dan mencukupi kebutuhan petani.
PT Pupuk Indonesia bersama Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan ketersediaan pupuk saat ini masih lebih dari cukup, meski realisasi penyaluran baru menyentuh sekitar 58 persen.
Ketua Tim Kerja Alokasi Pupuk Bersubsidi Direktorat Pupuk Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Yustina Retno Widiati, menjelaskan pemerintah telah memperkuat tata kelola distribusi pupuk sejak awal 2025 melalui Perpres No. 6/2025 dan Permentan No. 15/2025. Mekanisme penyaluran menerapkan prinsip 7T: tepat waktu, jumlah, tempat, harga, jenis, mutu, dan penerima.
Baca Juga: Pupuk Indonesia Gelar Tebus Bersama di Lampung Tengah, Dorong Penebusan Pupuk Subsidi
“Stok pupuk subsidi cukup aman. Namun masih banyak petani yang belum menebus pupuk meski sudah terdaftar dalam e-RDKK. Kami minta agar petani segera menebus pupuk subsidi yang haknya sudah tercatat,” kata Yustina dalam keterangan resmi, Selasa (7/10/2025).
Data Ditjen PSP menunjukkan, dari 14,96 juta petani yang sah tercatat dalam e-RDKK 2025, baru 8,81 juta atau 58,9 persen yang menebus pupuk. Dari alokasi 9,55 juta ton pupuk subsidi tahun ini, realisasi penyerapan baru 5,59 juta ton. Artinya, masih tersedia sekitar 3,96 juta ton untuk mendukung musim tanam.
Jenis pupuk subsidi yang disalurkan meliputi urea, NPK (15-10-12), NPK Formula Khusus, organik, dan ZA. Dari seluruh jenis, penyerapan pupuk ZA menjadi yang paling rendah, hanya 0,94 persen dari alokasi 93.106 ton.
Sesuai aturan, penerima pupuk subsidi adalah petani dengan lahan maksimal 2 hektare yang tergabung dalam kelompok tani dan terdaftar di e-RDKK. Validasi data dilakukan berjenjang hingga disahkan kepala dinas pertanian daerah, sebelum menjadi dasar penyaluran pupuk dari kios ke petani.
Baca Juga: Pemerintah Jadikan Gabungan Kelompok Tani Titik Distribusi Pupuk Subsidi
VP Manajemen Stakeholder PT Pupuk Indonesia, Frans Adisuranta Ginting, menambahkan pihaknya siap mendukung penuh kebutuhan pupuk di musim tanam ini. Dengan jaringan 1.055 distributor dan 27.189 pengecer, perusahaan memantau stok hingga tingkat gudang penyangga kabupaten.
“Stok pupuk nasional sebenarnya masih berlebih hampir 4 juta ton. Pemantauan harian terus kami lakukan untuk memastikan distribusi lancar. Jika di suatu wilayah penyaluran sudah mencapai 80 persen, kami segera dorong realokasi agar tidak terjadi kekurangan,” ujar Frans.
Meski stok aman, Frans mengingatkan agar harga pupuk subsidi tetap sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET). Ia meminta petani dan masyarakat melaporkan jika ada kios resmi yang menjual di atas HET atau tidak memasang stiker harga.
Baca Juga: Kementerian PU Lapor Bendungan Kedungombo Siap Pasok Air pada Musim Tanam 2025/2026
“Pupuk subsidi wajib dijual sesuai ketentuan agar tidak membebani petani. Kalau ada pungutan tambahan biasanya terkait biaya distribusi kelompok, tetapi harga resmi tetap harus dipatuhi,” tegasnya.
Dengan stok yang masih mencukupi dan tata kelola distribusi yang diperkuat, pemerintah optimistis kebutuhan pupuk petani pada musim tanam tahun ini bisa terpenuhi.
Selanjutnya: IHSG Naik 0,53% ke 8.182 pada Sesi I Selasa (7/10), MDKA, MEDC, ISAT Top Gainers LQ45
Menarik Dibaca: 8 Promo Ayam Goreng Favorit Periode Oktober 2025: McD, A&W hingga KFC Hemat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News