kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.970.000   24.000   1,23%
  • USD/IDR 16.319   -22,00   -0,13%
  • IDX 7.469   124,49   1,70%
  • KOMPAS100 1.044   14,12   1,37%
  • LQ45 790   8,31   1,06%
  • ISSI 251   6,62   2,71%
  • IDX30 409   4,38   1,08%
  • IDXHIDIV20 473   6,01   1,29%
  • IDX80 118   1,61   1,38%
  • IDXV30 122   3,33   2,82%
  • IDXQ30 131   1,50   1,16%

Pemerintah Jadikan Gabungan Kelompok Tani Titik Distribusi Pupuk Subsidi


Rabu, 23 Juli 2025 / 20:36 WIB
Pemerintah Jadikan Gabungan Kelompok Tani Titik Distribusi Pupuk Subsidi
ILUSTRASI. Sejumlah pekerja membongkar muatan pupuk subsidi di gudang penyimpanan pupuk Distribution Center (DC), Medan, Sumatera Utara, Senin (7/7/2025). Pemerintah menetapkan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) sebagai titik serah pupuk bersubsidi untuk mempercepat distribusi.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menetapkan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) sebagai titik serah pupuk bersubsidi untuk mempercepat distribusi dan memudahkan akses petani terhadap pupuk. 

Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 6 Tahun 2025 dan ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 15 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Pupuk Bersubsidi.

Direktur Pupuk Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian, Jekvy Hendra, menjelaskan bahwa kehadiran Gapoktan sebagai titik serah merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk memperluas jangkauan distribusi. 

"Keberadaan Gapoktan sebagai titik serah merupakan bagian dari strategi percepatan dan ketepatan penyaluran pupuk subsidi kepada petani," ujarnya dalam Sosialisasi Gapoktan sebagai Titik Serah Pupuk di Jakarta, seperti dikutip Rabu (23/7/2025).

Baca Juga: Tumbuh 30%, Pupuk Indonesia Salurkan 1,7 Juta Ton Pupuk Bersubsidi di Kuartal I-2025

Menurut Jekvy, kebijakan ini tidak menghapus peran pengecer, kios, atau koperasi yang sudah ada, melainkan menjadi pelengkap guna menjangkau lebih banyak wilayah. 

“Tidak semua daerah diwajibkan membentuk Gapoktan sebagai titik serah. Utamanya adalah kesiapan sumber daya manusia, permodalan, serta sarana dan prasarana,” tuturnya.

Hingga pertengahan 2025, Kementerian Pertanian mencatat sebanyak 290 Gapoktan, 29 Poktan, dan 406 koperasi telah aktif menyalurkan pupuk subsidi. Selain itu, sebanyak 452 Gapoktan di 17 provinsi sedang diusulkan sebagai titik serah baru.

Dalam implementasinya, keberadaan Gapoktan juga disinergikan dengan Koperasi Desa Merah Putih yang tersebar di 80.000 titik di seluruh Indonesia. “Strategi ini bertujuan menggabungkan sumber daya dan lokasi agar distribusi lebih efektif tanpa tumpang tindih peran,” kata Jekvy.

Ketua Kelompok Kelembagaan dan Pemberdayaan Petani, Pusat Penyuluhan Pertanian, Acep Hariri, menambahkan bahwa penambahan peran Gapoktan bertujuan memperkuat sistem distribusi pupuk tanpa menghapus keberadaan kios resmi. 

“Kios pengecer tetap eksis. Yang kami lakukan adalah memperluas titik serah distribusi dengan menambahkan aktor-aktor seperti Gapoktan, koperasi, dan Pokdakan,” jelasnya.

Baca Juga: Produksi Pupuk Kaltim Sudah Capai 54,5% dari Target

Ia juga berharap Gapoktan dapat berkembang menjadi unit bisnis dalam Koperasi Desa Merah Putih yang berfokus pada sektor pertanian. “Kami ikut mengawal agar anggota Gapoktan bisa menjadi anggota koperasi, sehingga terjadi kolaborasi yang kuat,” tambah Acep.

Dari sisi industri, SPV Penjualan dan Pelayanan Pelanggan PT Pupuk Indonesia, Deni Dwiguna Sulaeman, menyampaikan bahwa perusahaan membuka peluang luas bagi Gapoktan dan koperasi untuk menjadi kios atau penyalur pupuk bersubsidi. 

“Kami sudah menerima usulan titik serah dari Pusat Penyuluh Pertanian dan akan terus menambah titik serah agar akses petani semakin mudah,” ujarnya.

Ia menyebutkan jumlah kios atau pengecer meningkat dari 26.164 pada 2023 menjadi 27.319 pada 2025, termasuk tambahan dari Gapoktan. Hingga 21 Juli 2025, penyaluran pupuk subsidi telah mencapai 4,19 juta ton atau 43,9% dari total alokasi. 

“Capaian ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya, meskipun masih di bawah 50%,” katanya.

Baca Juga: Perpres No. 6 Tahun 2025 Dinilai Sederhanakan Tata Kelola Pupuk Subsidi

Deni memastikan ketersediaan pupuk dalam kondisi aman. Stok urea nasional mencapai 618.270 ton dan NPK sebanyak 630.380 ton, cukup untuk memenuhi kebutuhan selama dua bulan ke depan. Produksi pun terus dilakukan oleh anak usaha Pupuk Indonesia untuk menjaga pasokan.

Selanjutnya: Ada Revisi Aturan Pajak Kripto, Bakal Kurangi Minat Investor?

Menarik Dibaca: Fitur Lifestyle Hadir di PLN Mobile, Perluas Layanan ke Ranah Hiburan dan Gaya Hidup

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×