Reporter: Leni Wandira | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), baru-baru ini mengungkapkan rencana untuk menurunkan tarif tiket pesawat dan kapal menjelang Ramadan dan Idul Fitri 2025.
Menyikapi rencana ini, Sekretaris Jenderal (Sekjen) INACA, Bayu Sutanto, memberikan tanggapan bahwa meskipun penurunan tarif tiket pesawat sangat diharapkan, ada sejumlah tantangan yang perlu diperhatikan dalam mewujudkannya.
Bayu menjelaskan bahwa meskipun ide penurunan tiket pesawat diharapkan dapat membantu masyarakat, situasi industri penerbangan domestik saat ini memerlukan kebijakan yang lebih komprehensif.
"Jika dilihat dari penurunan harga tiket saat liburan Natal dan Tahun Baru 2024/2025, kemungkinan besar penurunan harga tiket saat Lebaran 2025 akan serupa, meskipun ada tantangan besar di sektor penerbangan," ujar Bayu kepada KONTAN, Kamis (9/1).
Baca Juga: Resmi Turun Harga, Cek Tarif Tiket Pesawat Domestik Jakarta-Bali Akhir Tahun 2024
Menurut Bayu, persoalan utama dalam penurunan harga tiket pesawat domestik adalah ketidakmampuan untuk menyesuaikan tarif dengan biaya operasional yang terus meningkat.
Sejak 2019, harga tiket penerbangan domestik belum disesuaikan dengan faktor-faktor seperti kurs USD terhadap Rupiah dan harga avtur, yang merupakan komponen biaya terbesar dalam operasi maskapai.
"Sejak 2019, tarif tiket pesawat domestik kelas ekonomi belum mengalami penyesuaian signifikan, meskipun biaya operasional terus naik," kata Bayu.
Sebagai solusi, Bayu mengusulkan bahwa penurunan tarif tiket pesawat untuk Lebaran 2025 hanya dapat dilakukan dengan dukungan dari kebijakan pemerintah yang lebih mendasar.
"Seperti saat Natal dan Tahun Baru 2024, langkah yang perlu diambil adalah diskon Passenger Service Charge (PSC), penurunan harga bahan bakar avtur, serta penghapusan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk penerbangan. Tanpa kebijakan tersebut, maskapai akan tetap kesulitan untuk menurunkan harga tiket," ujar Bayu.
Baca Juga: Penurunan Tarif Tiket Pesawat Tidak Akan Pengaruhi Kinerja Keuangan Maskapai
Bayu juga menambahkan bahwa besaran penurunan harga tiket pesawat sangat tergantung pada seberapa besar pemerintah memberikan diskon untuk PSC, menurunkan harga avtur, dan menghapus PPN.
"Jika kebijakan ini diterapkan, maka penurunan tarif tiket pesawat dapat lebih realistis dan berdampak positif bagi masyarakat. Namun, jika tidak, maskapai akan tetap berada dalam posisi yang sulit, bahkan bisa merugi," katanya.
Secara keseluruhan, Bayu menyatakan bahwa industri penerbangan domestik membutuhkan kebijakan yang lebih mendukung untuk menurunkan tarif tiket pesawat, dan hal ini harus dipandang sebagai bagian dari upaya bersama antara pemerintah dan maskapai.
Baca Juga: Soal Usulan Kemenhub Soal Penurunan Tarif Tiket Pesawat, Ini Kata Bos Garuda
"Kami mendukung upaya pemerintah untuk menurunkan tarif tiket pesawat, namun hal ini harus didukung dengan kebijakan yang memperhatikan kondisi operasional maskapai dan faktor eksternal lainnya," tutup Bayu.
Selanjutnya: Bitcoin Tergelincir ke US$93.000 Menyusul Kekhawatiran The Fed Atas Kebijakan Trump
Menarik Dibaca: Promo Indomaret Minyak Murah 9-15 Januari 2025, Ekstra Diskon Pakai Allo Bank
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News